Suami Bunuh Istri di Serang

Sosok Petry Sihombing Warga Serang Banten Dibunuh Suaminya, Dikenal Ramah dengan Tetangga

Warga Perumahan Puri Anggrek, Kota Serang, Banten ini ternyata dibunuh oleh suaminya sendiri, Wadison Pasaribu (37 tahun), Minggu (1/6/2026)

Editor: Wawan Perdana
Tangkap Layar Video Warga
KORBAN PEMBUNUHAN-Petugas membawa Petry Sihombing, korban pembunuhan di Puri Anggrek, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, Minggu (1/6/2025). Petry ternyata dibunuh oleh suaminya sendiri. 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG-Misteri kematian Petry Sihombing (35 tahun), akhirnya terungkap.

Warga Perumahan Puri Anggrek, Kota Serang, Banten ini ternyata dibunuh oleh suaminya sendiri, Wadison Pasaribu (37 tahun), Minggu (1/6/2026).

Skenario sang suami yang merekayasa ini adalah perampokan disertai pembunuhan terbongkar.

Wadison kini ditangkap Polresta Serang Kota, Selasa (3/6/2025) malam.

"Benar (suaminya), pelaku sudah diamankan tadi malam," ungkap Kapolresta Serang Kota Kombes Pol Yudha Satria kepada wartawan di Alun-alun, Kota Serang, Rabu (4/6/2025).

Namun, Yudha enggan membeberkan rincian mengenai proses penangkapan serta motif di balik tindakan pembunuhan tersebut yang terjadi pada Minggu (1/5/2025) dinihari. 

"Nanti kita rilis lengkapnya," tambahnya. 

Tetangga korban, Jansen Pasaribu menuturkan, korban Petry Sihombing dikenal di lingkungannya sebagai sosok yang supel dan mudah bergaul dengan tetangga.

Menururt Jansen, pasangan suami istri Wadison Pasaribu dan Petry Sihombing sudah 8 tahun lebih tinggal di perumahan Puri Anggrek, Kota Serang.

"Selama hidupnya korban ini pandai bergaul, sama ibu-ibu di komplek perumahan juga sering berbincang-bincang, tidak pernah ada masalah," kata Jansen kepada TribunBanten.com, Minggu, (1/6/2025).

Kemudian, kata Jansen, dalam kegiatan di masyarakat juga Petry selalu aktif ikut terlibat.

"Ya biasanya sama ibu-ibu di sini aktif berkegiatan, tidak menutup diri," ujarnya.

Sementara sang suami Wadison Pasaribu, kata Jansen, dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah kepada tetangganya.

Kendati demikian, kata Jansen, sang suami jarang ada di rumahnya lantaran bekerja sebagai karyawan bank keliling di wilayah Malingping, Kabupaten Lebak, Banten.

"Memang suaminya ini jarang ada di rumah, paling kalau pulang itu seminggu atau dua minggu sekali," tuturnya.

Jansen menuturkan, kondisi keluarga pasangan Wadison Pasaribu dan Petry Sihombing sebelum terjadinya peristiwa pembunuhan tersebut tidak ada keributan apapun.

Bahkan, kata Jansen, sehari-harinya terlihat rukun tidak pernah ada keributan atau masalah dengan lingkungan sekitar.

"Itu tidak ada masalah apapun, ya keluarganya rukun, baik-baik saja," ucapnya.

Atas peristiwa ini, kata Jansen, dirinya mengaku kaget lantaran terjadi secara tiba-tiba.

"Kami sebagai tetangga kaget, karena kesehariannya kan baik-baik saja tidak ada masalah apapun," pungkasnya.

Diinterogasi Keluarga Besar

Sementara itu, kakak pelaku, Toni Lembas Pasaribu, mengonfirmasi bahwa keluarga telah menyerahkan Wadison ke Polresta Serang Kota pada Selasa (3/6/2025) sekitar pukul 20.00 WIB. 

Sebelum penyerahan, Wadison telah diinterogasi oleh keluarga besar karena mencurigai adanya kejanggalan dalam insiden pembunuhan tersebut. 

Toni menjelaskan bahwa Wadison akhirnya mengakui telah merancang skenario seakan-akan Petry merupakan korban perampokan. 

"Dia menciptakan alibi bahwa habis kena rampok," kata Toni kepada wartawan melalui sambungan telepon. 

Padahal, Petry dibunuh oleh Wadison dengan cara dicekik hingga tewas. 

Setelah melakukan pembunuhan, Wadison mencoba melakukan aksi menghilangkan nyawa sendiri dengan menutup kepala menggunakan kantong plastik dan karung. 

Keluarga besar pun menyatakan kekecewaan terhadap tindakan Wadison Pasaribu

"Kami keluarga tentu kecewa, karena dia terlihat keraguan sejak awal diperiksa, keterangannya pelantat pelintut," ujar Toni.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved