Aktivis Sebut Sungai Ciujung Puluhan Tahun Tercemar Limbah, Tapi Tak Ada Tindakan Tegas Pemerintah

Sungai Ciujung merupakan warisan Sultan Ageng Tirtayasa sebagai sumber kehidupan warga Serang Utara.

|
Penulis: Muhammad Uqel Assathir | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Muhammad Uqel A
Sungai Ciujung disebut merupakan warisan Sultan Ageng Tirtayasa sebagai sumber kehidupan warga Serang Utara. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Ketua Bidang Advokasi Lingkungan Front Kebangkitan Petani dan Nelayan (FKPN) Iqbal R menceritakan, bahwa Sungai Ciujung merupakan warisan Sultan Ageng Tirtayasa sebagai sumber kehidupan warga Serang Utara.

Sang sultan menjaga dan merawat Sungai Ciujung untuk mengaliri seluruh sawah yang terhampar di wilayah Kabupaten Serang bagian utara itu.

Tak hanya itu, tambak-tambak ikan milik warga juga mengaliri sumber air dari Sungai Ciujung.

Baca juga: Sungai Ciujung Diduga Tercemar Limbah Pabrik, Hasil Tangkap Nelayan Berkurang Hingga Merusak Perahu

"Jadi sudah puluhan tahun Sungai Ciujung bisa mengairi lahan - lahan di utara salah satu warisan dari Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuannya untuk mensejahterakan kehidupan rakyatnya," kata Iqbal kepada TribunBanten.com, Selasa, (17/6/2025).

Dahulu, kata Iqbal, sebelum adanya pabrik-pabrik berdiri kokoh di wilayahnya, para petani dan petambak ikan merasakan kemakmuran dari hasil bumi.

"Padahal cerita orang tua kita sebelum datangnya industri, penghasilan mereka itu dari tambak ikan terus kemudian dari sisi pertanian nya lumayan melimpah," ucap Iqbal.

"Paman saya juga merasakan dulu, ketika hidup hasil tambak ikan sebelum datang nya industri itu karena perairannya dari sungai ciujung itu sangat luar biasa penghasilannya," tambahnya.

Namun, kata Iqbal, kemakmuran berubah menjadi kehancuran.

Para petani dan petambak ikan di wilayah Kabupaten Serang utara mengeluhkan hasil pertanian dan perikanannya menurun drastis akibat kondisi sungai ciujung yang menghitam.

Kondisi itu, lanjut Iqbal, sudah sejak lama terjadi. Di mana, isu limbah sungai ciujung seperti timbul tenggelam.

Di saat memasuki musim kemarau, kondisi debit air sungai sedang surut, maka limbah timbul ke permukaan air dan mengeluarkan aroma tak sedap.

Tetapi, kata Iqbal, di saat memasuki musim penghujan, kondisi aliran sungai ciujung kembali normal seperti tidak ada pencemaran limbah.

"Lagi - lagi ini persoalan yang sudah lama dan tidak pernah selesai dan masih dianggap bukan hal yang paling penting dari jaman dulu persoalan ini tidak selesai. Artinya tidak ada keseriusan dari pemerintah untuk menyelesaikan persoalan ini," ucap Iqbal.

"Ya dulu sebelum ada industri ini baik-baik saja kok, sekarang ada industri malah agak berkurang penghasilannya sangat sulit untuk tidak mengatakan bahwa Sungai Ciujung tercemar itu akibat industri memang betul itu," sambungnya.

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved