SPPG Yasmit Akui MBG yang Ditebar ke Siswa di Tangsel Berupa Bahan Mentah

SPPG Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) Ciputat Timur, angkat bicara perihal pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) berbahan mentah di Tangsel.

Penulis: Ade Feri | Editor: Abdul Rosid
Kolase/TribunBanten.com
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Tangerang Selatan viral setelah 4.075 siswa menerima bantuan dalam bentuk bahan mentah. 

Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan 

TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG SELATAN - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) Ciputat Timur, angkat bicara perihal adanya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) berbahan mentah di Tangerang Selatan.

Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A. Basiro mengatakan, bahwa menu MBG bahan mentah tersebut didistribusikan terhadap 4.075 siswa di 18 sekolah mulai dari tingkat PAUD/TK hingga SMA.

Dirinya menjelaskan, alasan MBG tersebut didistribusikan dalam bentuk mentah, agar dapat dibawa pulang atau disimpan siswa lebih lama. 

Baca juga: Heboh! 4.075 Siswa di Tangsel Hanya Terima MBG dalam Bentuk Bahan Mentah

“Beras diberikan dalam bentuk mentah agar dapat dibawa pulang dan disimpan lebih lama," ujarnya, Rabu (18/6/2025).

Lebih lanjut dirinya menyampaikan, pembagian MBG bahan mentah juga dilakukan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kondisi sekolah yang sedang libur atau menjalani class meeting atau ujian.

"Sehingga siswa tetap dapat menerima manfaat program MBG,” ucap Basiro.

Meski demikian, Basiro memastikan, bahan pangan mentah yang didistribusikan terhadap siswa penerima manfaat MBG bukanlah bentuk makanan kemasan. 

"Kami juga memastikan SPPG Yasmit Ciputat Timur menghindari penggunaan bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan, serta meminimalisir konsumsi ultra-processed food," tegasnya.

Menurutnya, beras mentah yang diberikan kepada siswa penerima manfaat program MBG, diberikan agar bisa dimasak orang tua siswa di rumah sesuai kebutuhan. 

Sedangkan untuk lauk pauk kata dia, telah disiapkan dalam kondisi matang.

"Kami juga menghindari penggunaan makanan beku, karena khawatir siswa lupa menyampaikannya kepada orang tua, yang bisa menyebabkan makanan basi dan tidak dapat dikonsumsi,” ucapnya.

Di akhir dirinya menyebut, kebijakan tersebut dilakukan murni karena alasan banyak sekolah yang sudah meliburkan diri dan cepat pulang.

“Adapun paket (program MBG) tetap harus tersampaikan kepada penerima manfaat. Sehingga saya membuat kebijakan seperti ini yang ternyata viral," katanya.

"Ini minggu terakhir, dan bentuk makanannya sudah terakhir dikirim Senin lalu. Isinya merupakan rapelan untuk 5 hari kerja,” tandasnya.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved