3 Alasan Sound Horeg Digemari Warga Jawa Timur, Kini Sudah Diharamkan MUI

Berikut ini tiga alasan sound horeg digemari oleh warga Jawa Timur. Seperti diketahui, sound horeg kini sudah diharamkan oleh MUI Jatim

Editor: Ahmad Tajudin
FOTO DOK. SURYAMALANG.COM/LU'LU'UL ISNAINIYAH
CEK SOUND HOREG - Pegiat sound horeg bersama pemkab Malang mengukur intensitas suara yang dikeluarkan sound system di Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jumat (19/7/2024). Ketua MUI Kabupaten Malang akan bertemu Bupati Malang untuk membahas aturan sound horeg 

TRIBUNBANTEN.COM - Berikut ini tiga alasan sound horeg digemari oleh warga Jawa Timur.

Sound horeg atau sistem audio berukuran besar yang menghasilkan suara sangat keras dan menggelegar, saat ini tengah menjadi perhatian publik.

Sejumlah pihak banyak mengecam keberadaan aktivitas tersebut, hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur turun tangan.

Seperti diketahui, sound horeg kini sudah diharamkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur. 

MUI Jatim menilai bahwa alasan sound horeg haram, itu karena mengandung kemudaratan.

Baca juga: Sosok Maula Akbar, Putra Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang Hari Ini Menikah dengan Wakil Bupati Garut

Hal itu tertuang dalam Fatwa MUI Jatim Nomor 1 Tahun 2025 yang terbit pada Minggu, 13 Juli 2025.

Disebutkan dalam perumusannya Rabu, 9 Juli 2025.

Komisi Fatwa MUI Jatim melibatkan pakar THT, aparat, pemda, hingga perwakilan komunitas sound horeg. 

Menurut ahli, suara bising dari sound horeg berbahaya bagi kesehatan telinga. 

Sebab suara yang ditimbulkan sebesar 135 desibel yang setara dengan suara mesin pesawat.

Meski membahayakan dan memiliki kemudharatan, lantas kenapa sound horeg banyak digemari masyarakat Jawa Timur?

3 Alasan sound horeg digemari warga Jawa Timur

Menurut Antropolog Universitas Brawijaya, Nindyo Budi Kumoro, kemunculan sound horeg memiliki akar sosiokultural yang kuat di kawasan selatan Jawa Timur.

Baca juga: Sosok Putri Karlina, Wakil Bupati Garut yang Dinikahi Putra Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Hari Ini

Nindyo menyebut setidaknya ada tiga faktor utama yang membentuk popularitas sound horeg di wilayah tersebut.

1. Budaya toleransi terhadap suara keras

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved