Pihak Perusahaan Bantah Lakukan Intimidasi Petani di Cikulur yang Menggarap Lahan Perkebunan Karet

Pihak PT Cibiuk buka suara terkait peristiwa dugaan intimidasi atau ancaman terhadap sejumlah warga Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, menggarap lahan

Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Tajudin
TribunBanten.com/Misbahudin
LAHAN KARET - Sebanyak 30 orang warga Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, menggarap lahan milik perkebunan karet, Kamis (17/7/2025).  

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Pihak PT Cibiuk buka suara terkait peristiwa dugaan intimidasi atau ancaman terhadap sejumlah warga Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, yang menggarap lahan di perkebunan karet yang diduga milik perusahan. 

Diketahui, sejumlah petani di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, mengaku mendapatkan intimidasi dari sejumlah kelompok orang tidak dikenal (OTK) pada 12 Juli 2025. 

Kelompok OTK tersebut diduga merupakan suruhan dari pihak perkebunan karet PT Cibiuk. 

Warga menggarap lahan milik perkebunan, lantaran dianggap status hak guna usaha (HGU) yang dikuasai PT Cibiuk sudah mati. 

Sehingga, warga berinisiatif untuk menggarap lahan PT Cibiuk tersebut, dengan ditanami tumpang sari. 

Salah satu keamanan dari PT Cibiuk, Buya Karis membantah, bahwa pihaknya telah mengintimidasi warga yang menggarap lahan perkebunan tersebut. 

"Tidak ada intimidasi atau ancaman, karena yang pertama kali membuat adalah mereka sendiri. Dan tidak sesuai dengan video yang beredar," ujarnya dalam sambungnya telepon, Jumat (18/7/2025). 

Baca juga: Ini Alasan Warga Cikulur, Garap Lahan Diduga Milik Perusahaan Perkebunan Karet di Lebak-Banten

Ia mengungkapkan, peristiwa keributan terjadi bermula setelah pihak PT Cibiuk dan warga yang menggarap melakukan pertemuan soal konflik lahan garapan. 

Kemudian, dari hasil pertemuan tersebut PT Cibiuk dan warga bersepakat untuk tidak melakukan penggarapan sementara, sebelum ada sosialisasi bersama soal garapan lahan itu. 

Namun, pada tanggal 12 Juli 2025 warga yang menggarap dan forum Pergerakan Petani Banten (P2B) melanggar komitmen yang sudah dibangun di awal pertemuan. 

"Jadi sebetulnya di awal sudah ada komitmen soal garapan lahan itu, mereka juga mengiyakan. Cuma mereka melanggar, dan terjadi lah cekcok warga, P2B dan tim keamanan di lokasi," bebernya. 

"Siapa coba yang gak kesel, kita udah baik-baik. Ngasih toleransi, malah dibuat," sambungnya. 

Ia mengatakan, warga yang menggarap lahan tidak izin terlebih dahulu kepada pihak PT Cibiuk, melainkan secara tiba-tiba menggarap. 

"Tidak ada izin, harusnya mereka Asalamualaikum dulu lah sama yang punya. Toh kita juga baik dan sesama warga negara Indonesia juga," katanya. 

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved