Pihak Perusahaan Bantah Lakukan Intimidasi Petani di Cikulur yang Menggarap Lahan Perkebunan Karet
Pihak PT Cibiuk buka suara terkait peristiwa dugaan intimidasi atau ancaman terhadap sejumlah warga Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, menggarap lahan
Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Tajudin
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Pihak PT Cibiuk buka suara terkait peristiwa dugaan intimidasi atau ancaman terhadap sejumlah warga Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, yang menggarap lahan di perkebunan karet yang diduga milik perusahan.
Diketahui, sejumlah petani di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, mengaku mendapatkan intimidasi dari sejumlah kelompok orang tidak dikenal (OTK) pada 12 Juli 2025.
Kelompok OTK tersebut diduga merupakan suruhan dari pihak perkebunan karet PT Cibiuk.
Warga menggarap lahan milik perkebunan, lantaran dianggap status hak guna usaha (HGU) yang dikuasai PT Cibiuk sudah mati.
Sehingga, warga berinisiatif untuk menggarap lahan PT Cibiuk tersebut, dengan ditanami tumpang sari.
Salah satu keamanan dari PT Cibiuk, Buya Karis membantah, bahwa pihaknya telah mengintimidasi warga yang menggarap lahan perkebunan tersebut.
"Tidak ada intimidasi atau ancaman, karena yang pertama kali membuat adalah mereka sendiri. Dan tidak sesuai dengan video yang beredar," ujarnya dalam sambungnya telepon, Jumat (18/7/2025).
Baca juga: Ini Alasan Warga Cikulur, Garap Lahan Diduga Milik Perusahaan Perkebunan Karet di Lebak-Banten
Ia mengungkapkan, peristiwa keributan terjadi bermula setelah pihak PT Cibiuk dan warga yang menggarap melakukan pertemuan soal konflik lahan garapan.
Kemudian, dari hasil pertemuan tersebut PT Cibiuk dan warga bersepakat untuk tidak melakukan penggarapan sementara, sebelum ada sosialisasi bersama soal garapan lahan itu.
Namun, pada tanggal 12 Juli 2025 warga yang menggarap dan forum Pergerakan Petani Banten (P2B) melanggar komitmen yang sudah dibangun di awal pertemuan.
"Jadi sebetulnya di awal sudah ada komitmen soal garapan lahan itu, mereka juga mengiyakan. Cuma mereka melanggar, dan terjadi lah cekcok warga, P2B dan tim keamanan di lokasi," bebernya.
"Siapa coba yang gak kesel, kita udah baik-baik. Ngasih toleransi, malah dibuat," sambungnya.
Ia mengatakan, warga yang menggarap lahan tidak izin terlebih dahulu kepada pihak PT Cibiuk, melainkan secara tiba-tiba menggarap.
"Tidak ada izin, harusnya mereka Asalamualaikum dulu lah sama yang punya. Toh kita juga baik dan sesama warga negara Indonesia juga," katanya.
Penjual Pakaian di Pasar Rangkasbitung Ngeluh Sepi Pengunjung: Banyak Toko Gulung Tikar |
![]() |
---|
Pengurus DPW PPP Banten Sebut Subadri Ushuluddin Bukan Kader Tulen, hingga singgung Peran Mardiono |
![]() |
---|
300 Ribu Penerima Bansos Dicoret Kemensos Gegara Terindikasi Judol, Dinsos Lebak Belum Terima Data |
![]() |
---|
UPTD PPA Lebak Turun Tangan Dampingi Siswa yang Alami Trauma Usai Dituding Pihak Sekolah 'Malak' |
![]() |
---|
Festival Seni Multatuli 2025 Siap Digelar, Angkat Tema 'Orang-orang Baru dari Banten' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.