Siapa Prof. Koentjoro yang Berani Sebut Jokowi "Pembohong"? Ini Sosoknya, Bukan Orang Sembarangan

Prof. Koentjoro, mantan guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) melontarkan kritik tajam kepada Presiden ke-7 RI, Jokowi.

|
Editor: Ahmad Haris
Capture Youtube Kompas TV 
Prof. Koentjoro, seorang mantan guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) melontarkan kritik tajam kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), atas inkonsistensinya meninggalkan dunia politik pasca lengser. 

TRIBUNBANTEN.COM - Berikut ini adalah Prof. Koentjoro, seorang mantan guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) melontarkan kritik tajam kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Baru-baru ini, Prof. Koentjoro mengkritik Jokowi atas inkonsistensinya meninggalkan dunia politik pasca lengser sebagai presiden RI.

Sosok Prof Koentjoro

Melansir laman resmi UGM, Prof. Koentjoro, MBSc., Ph.D., Psikolog, merupakan sosok akademisi yang berdedikasi tinggi dalam bidang Psikologi.

Baca juga: Sebut Ijazah Jokowi Asli, Mantan Ketua Dewan Guru Besar UGM: Tapi Dia Banyak Bohongnya

Dengan latar belakang pendidikan yang solid dan pengalaman yang luas, Koentjoro telah berkontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu Psikologi di Indonesia.

Koentjoro meraih gelar profesor tahun 2005 dengan pidato pengukuhan berjudul "Arti Penting Perubahan Paradigma dan Pendekatan dalam Pembelajaran dan Penerapan Psikologi Sosial di Indonesia".

Sebelumnya, Koentjoro menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi UGM Indonesia.

Koentjoro kemudian melanjutkan studi magister di bidang Behavior Science di LaTrobe University, Australia.

Lalu Koentjoro berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Social Work & Social Policy dari universitas yang sama setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul Understanding Prostitution From Rural Communities of Indonesia.

Selain itu, Koentjoro juga telah mengikuti kursus singkat tentang Drug Surveillance di Victoria University, Australia. 

Keahlian Prof Koentjoro meliputi berbagai bidang dalam psikologi, seperti relasi sosial dan psikologi pendidikan.

Minat penelitiannya mencakup community development, pembangunan dan perubahan sosial, kebencanaan, street children, drugs and prostitution, qualitative research, family psychology, forensik, dan psikologi seni & kebudayaan.

Semasa jadi dosen, Koentjoro mengampu beberapa mata kuliah penting yang berkaitan dengan bidang keilmuannya.

Mata kuliah tersebut antara lain Metode Penelitian kualitatif (S1, S2, S3); Psikologi Perdamaian (S2), Psikologi Hukum Forensik (S2), Psikologi Seni (S2), Psikologi Pemberdayaan Masyarakat dan Psikoedukasi (S1), Psikologi Kebencanaan dan Krisis (S1).

Koentjoro juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Besar UGM 2018-2021.

Saat memasuki masa purna tugas, Koentjoro bersama 13 dosen dan tenaga kependidikan lain yang telah memasuki usia pensiun mendapat Piagam dan Dana Kesetiakawanan dari Korps Pegawai Universitas Gadjah Mada (Korpagama) pada Jumat (25/4/2025).

Riwayat Pendidikan

S1 Fakultas Psikologi UGM, Indonesia

S2 Behavior Science, LaTrobe, Australia

S3 Social Work & Social Policy, LaTrobe, Australia

Short course Drug Surveliance, Victoria Univ, Australia

Penghargaan

Piagam Penghargaan Kesetiaan UGM 35 tahun

Karya Satya 30 tahun dari Presiden RI

Naskah penelitian terbaik 3, National Conference on Islamic Psychology

Warga Pratama Badan Narkotika Nasional

Piagam Penghargaan Kesetiaan UGM 25 tahun

Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI

Prof. Koentjoro Sebut Jokowi Tak Konsisten dan Pembohong

Prof. Koentjoro melontarkan kritik tajam kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), atas inkonsistensinya meninggalkan dunia politik pasca lengser.

Dalam program ROSI di KompasTV pada Kamis (31/7/2025), Koentjoro menyebut Jokowi telah ingkar janji, dan menyebutnya sebagai pembohong.

Meski begitu, ia tetap membela keaslian ijazah Jokowi dari UGM.

"Jokowi itu pembohong, dalam banyak hal dia pembohong," ujar Koentjoro.

"Dulu pada waktu dia mau lengser jadi presiden, dia mengatakan tidak mau jadi politisi, tapi sekarang dia masih bicara di situ, semakin tidak konsisten." tambahnya.

Kritik yang disampaikan oleh Koentjoro kepada Jokowi bukan kali pertama, saat menjabat bahkan sering mengkritik kebijakan eks Gubernur Jakarta itu.

Hal itu diwujudkan lewat aksi "Kampus Menggugat" dan "Petisi Bulaksumur" yang mengkritik kondisi demokrasi menjelang Pemilu 2024. 

Koentjoro mengaku kecewa karena Petisi Bulaksumur tidak pernah didengarkan oleh Jokowi.

Ia juga mengkritik pemberian bantuan sosial (bansos) menjelang pemilu yang dianggapnya sebagai alat untuk memenangkan pasangan tertentu.

"Yang terjadi adalah Pak Jokowi hanya menganggap yang kita lakukan itu adalah hak demokrasi dan tidak pernah didengarkan," tambahnya.

Meski demikian, di tengah polemik ijazah palsu, Prof. Koentjoro justru membela Jokowi.

Ia meyakini ijazah S1 Jokowi dari UGM adalah asli. Keyakinan ini didasarkan pada data, sejarah, pernyataan dosen, serta kesaksian dari teman-teman kuliah Jokowi yang ia kumpulkan.

"Sebagai seorang guru besar, saya harus memegang teguh kebenaran. Profesor boleh salah, tetapi tidak boleh bohong," tegasnya.

Baca juga: Jokowi Dicecar 45 Pertanyaan, Mulai dari Foto Ijazah di Medsos hingga Dosen Pembimbing Skripsi

"Saya melihat itu asli, karena itu bukan hanya dari data, saya punya sejarahnya, datanya, dari dosen-dosennya, dari teman-temannya." ujarnya.

Menurut Koentjoro, tindakannya bersama sivitas akademika UGM lain dalam Petisi Bulaksumur adalah upaya untuk menjaga nama baik almamater yang dianggap rusak karena kondisi politik.

"Kami dengan kasih menyatakan itu, mengingatkan kepada Pak Jokowi," tutupnya.


Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Kritik Mantan Guru Besar UGM Sebut Jokowi Tak Konsisten dan Bohong, tapi Jamin Ijazah Asli

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved