Putri Ong pun merasa betah tinggal di Banten dan mendirikan vihara yang awalnya berada di bekas kantor bea (douane).
Namun kehadirannya oleh masyarakat sekitar dianggap dapat merusak akidah dan kebudayaan mereka.
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah pun menegur keras masyarakat Banten dan memediasi antara kedua belah pihak. Sunan Gunung Jati menjelaskan tidak ada paksaan untuk memeluk agama dalam Islam.
Setelah masalah dapat diselesaikan, Sunan Gunung Jati menawarkan kepada sang putri dan pengikutnya untuk memeluk Islam tanpa adanya paksaan. Hingga akhirnya, sang putri yang cantik jelita beserta pengikutnya menjadi mualaf.
Kedatangan masyarakat Tiongkok ke Banten memiliki banyak versi. Ada yang menyebutkan, masyarakat China datang ke Kesultanan Banten sekitar abad 17 masehi dengan bukti banyak ditemukan perahu China yang berlabuh di Banten dengan tujuan berdagang dan barter dengan lada pada abad itu.
Berdasarkan catatan sejarah dari JP Coen, banyak perahu China yang membawa dagangan senilai 300 ribu real. Di mana, dalam kelanjutannya, masyarakat China tak hanya berdagang, tapi bermukim di Banten dengan jumlah lebih dari 1.300 kepala keluarga (KK).
( Berita Terkini Kota Serang )