Laporan Wartawan TribunBanten.com, Nurandi
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Anang (57), menceritakan pengalaman sebagai perajin Kolang Kaling.
Semula bagi yang tidak biasa, maka getah Kolang Kaling dapat membuat badan gatal.
Hal ini, karena Kolang Kaling diambil dari Pohon Aren.
Buah Kolang Kaling berasal dari Pohon Aren yang juga penghasil gula merah.
Dikenal sebagai kuliner Ramadan, ternyata dalam pengolahan buah kolang-kaling ini tidak bisa sembarangan.
Daerah penghasil Kolang Kaling, berada di Kampung Oteng Pasir, Desa Padasuka, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak.
Baca juga: Permintaan Kolang Kaling di Kampung Oteng Pasir Lebak Meningkat Awal Ramadan, Sehari Jual 20 Kg
"Awalnya kita petik dulu buah kolang-kalingnya, dari pohonnya," kata Anang saat berada di pengolahan Kolang-kaling.
Setelah dipetik, Kolang Kaling dibiarkan dulu selama satu sampai dua minggu.
"Jadi kenapa harus didibiarkan selama dua minggu, agar getahnya hilang dulu, karena kalo engga kaya gitu, bisa gatal kena tangan atau badan saat mengolahnya," ujarnya.
Setelah didiamkan selama 1 sampai 2 minggu, Anang menyampaikan proses yakni perebusan buah Kolang Kaling.
"Nah setelah itu, kita rebus ke dalam drum besar yang sudah berisi air panas, selama 3 jam," katanya.
Dirinya menambahkan setelah proses perebusan matang, selanjutnya proses pendinginan.
"Setelah itu kita angkat tiriskan, setelah dingin buahnya, kita kupas, dan jadi buah Kolang Kaling," ujarnya.
Anang mengungkapkan, dari hasil pengolahan kolang-kaling, dirinya bisa meraup jutaan rupiah.
"Kalau satu sampai dua minggu, bisa penghasilan Rp 1-2 juta, kalau lagi ramai-ramai nya," ucapnya.
Permintaan Meningkat Selama Ramadan
Permintaan Kolang Kaling di Kampung Oteng Pasir, Desa Padasuka, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten meningkat pada awal Ramadan.
Selama kurun waktu satu hari, pengusaha bisa mengolah dua kuintal buah.
Hal itu diungkap oleh pengusaha Kolang Kaling Anang (57).
"Alhamdulillah berkah Ramadan, dalam sehari bisa menghabiskan 12 sampai 20 kilogram Kolang-kaling," katanya saat ditemui di tempat pengolahan Kolang-kaling, Jumat (24/3/2023).
Baca juga: Menjelang Ramadan, Emak-emak Mengolah Kolang-kaling di Sukamekarsari Hanya Rp 10.000 per Liter
Anang menjual Kolang Kaling hanya di sekitar Kecamatan Warunggunung dan sekitarnya.
Dibanding tahun 2022 lalu, tambah Anang, harga Kolang Kaling tahun ini naik.
"Untuk harga saat ini, Rp 15.000 per kilogram, kalo tahun lalu, masih Rp 12.000 per kilogram," ujarnya.
Anang mengungkapkan, kenaikannya, karena barang atau buah Kolang Kaling, yang dirinya nyari saat ini di luar daerah Warunggunung.
"Mahal karena kita nyari bahannya kan jauh, bukan hanya di Warunggunung tetapi ada juga di luar daerah sini," katanya.
Dalam sehari tempat pengolahan, milik Anang bisa mengolah 2 kintal buah kolang-kaling.
Bersama saudaranya, Anang menyebutkan sudah setiap tahun menggeluti usaha pengolahan kolang-kaling selama Ramadan.
"Saya sudah setiap tahun tradisi mengolah dan usaha Kolang-kaling selama Bulan Ramadan," ujarnya.
Dirinya menambahkan, untuk permintaan kalang-kaling saat ini masih tinggi karena awal Ramadan.
"Biasa permintaan tinggi, saat ini awal-awal puasa, sekitar satu minggu ke depan," ucapnya.