TRIBUNBANTEN.COM - Pedagang berpeluang raup cuan dari bisnis kaos di tahun politik.
Selama 2024, akan digelar Pemilu dan Pilkada serentak.
Direktur Utama Berkaos Sandang Nusantara, Muhammad Fatih I, mengatakan kaos dapat dipergunakan sehari-hari.
"Tahun 2024 menandai evolusi yang menarik dalam preferensi konsumen dan inovasi dunia tekstil," kata dia dalam keterangannya pada Selasa (6/2/2024).
Baca juga: 3 Shio Paling Beruntung Tahun Naga Kayu Imlek 2024: Cuan Besar Menanti di Tahun Baru
Berkaos merupakan salah satu pabrik kaos yang berada di Tangerang Raya, Banten.
Perusahaan ini khusus melayani produksi pakaian seragam.
Kaos termasuk dalam sandang atau berarti pakaian manusia yang tergolong masuk kebutuhan primer.
"Seiring tren industri fashion yang terus berkembang, tren kain kaos juga semakin berkembang," ujarnya
Untuk tren kaos terkini, kata dia, adalah kaos yang berbahan dasar kain katun combed.
Dia menjelaskan kain katun combed memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya menjadi pilihan populer dalam industri tekstil dan fashion.
Dalam rangka mengikuti tren, pihaknya mengupgrade kualitas pada kain kaos katun combed dengan grade standard.
"Proses combed menghilangkan serat-serat kasar dan pendek dari benang katun, menghasilkan kain yang halus dan nyaman saat bersentuhan dengan kulit," tambahnya.
Caleg Habiskan Miliaran Rupiah
Jayus (59), caleg DPRD Jawa Tengah asal Kudus mengungkapkan jumlah uang yang harus dikeluarkan.
Dalam pengalamannya beberapa kali mencalon di DPRD Jawa Tengah, Jayus mengatakan modal menjadi caleg berkisar Rp2 hingga Rp3 miliar.
Angka itu tidak menjamin seorang caleg berhasil mendapatkan kursi.
Jayus berani menyebut angka segitu karena sudah berpengalaman tiga kali nyaleg DPRD provinsi.
Diperlukan usaha ekstra dengan cara terjun langsung ke masyarakat menyampaikan visi, misi dan janji politik kepada masyarakat. Serta strategi-strategi lain yang bisa meyakinkan masyarakat agar dipilih menjadi wakil rakyat.
Seperti contoh, mencanangkan program yang dibutuhkan rakyat, memberikan fasilitasi permodalan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Bocoran Agenda Kampanye Cak Imin di Banten, Mau Ngapain di Tanah Jawara?
"Tanggungjawab moral politik setiap caleg harus mengusulkan aspirasi," terangnya, Senin (11/12/2023).
Jayus tercatat sudah lima kali maju nyaleg sejak 1990. Dua kali berhasil lolos menjadi anggota DPRD Kabupaten Kudus dan dua kali lolos menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah. Sekali gagal yaitu di tahun 2019 saat Jayus maju sebagai caleg DPRD Provinsi Jateng.
Saat ini Jayus menjabat sebagai Wakil Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Tengah dan maju kembali dalam Pileg 2024.
"Ini yang ke enam saya nyaleg, yang terakhir gagal pada 2019 di DPRD Provinsi," tutur dia.
Jayus warga Prambatan Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus saat gagal, fokus menjalankan usahanya di bidang properti, jual beli tanah, cucian mobil, dosen di perguruan tinggi di Semarang, dan beberapa kesibukan lainnya.
Sekarang Jayus optimistis bisa meraih 100 ribu suara di Dapil Jateng 3, meliputi Kabupaten Kudus, Demak, dan Jepara. Dia sudah siapkan tim sukses dan logistik. Selain itu, dia fokus menggencarkan sosialisasi dengan cara turun langsung ke tengah-tengah masyarakat.
Selain itu, dia fokus menggencarkan sosialisasi dengan cara turun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Pembuatan alat peraga kampanye (APK) juga tidak dilupakan untuk disebar di tiga kabupaten.
"Anggaran untuk sosialisasi (kampanye) per titiknya sekitar Rp 4-5 juta. Saat ini sudah jalan 12 titik dengan peserta 60-80 orang. Untuk cetak APK sudah habis sekitar Rp 25,5 juta dan terus berproses. Belum keperluan lain yang membutuhkan anggaran lebih banyak sampai hari H pencoblosan," ujar dia.
Menurut dia, sebagai seorang Caleg harus totalitas dalam upaya meraih kursi parlemen. Bagi Jayus, 80 persen suara dukungan lahir dari usaha Caleg, sisanya dari suara partai.
Jayus menyebut, jeda waktu beberapa tahun paska gagal nyaleg 2019 dimanfaatkan untuk menata ulang pasukan dan logistik dengan penambahan-penambahan bersifat dinamis.
Jual Tanah dan Gadai Sertifikat
Beda lagi dengan pengakuan Ananda Novel, caleg nomor urut 2 dari Partai Gerindra. Novel menggadaikan sertifikat rumah, surat kendaraan dan menjual sebidang tanah untuk modal kampanye pada Pileg 2024 maju di DPRD Kabupaten Karanganyar.
Novel merupakan caleg Partai Gerindra dapil V wilayah Kecamatan Jaten, Kebakkramat dan Tasikmadu. Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada 101 caleg yang akan memperebutkan 10 kursi di dapil tersebut. Artinya persaingan sangat ketat.
Novel telah berkecimpung di dunia sosial dan pemberdayaan masyarakat bersama organisasi masyarakat Gerakan Aspirasi Muda Lawu (Gardal) sekitar 5 tahun lalu.
Dia yang didapuk sebagai Ketua Gardal akhirnya memantapkan diri untuk terjun dalam dunia politik pada Pemilu 2024. Selain itu dirinya juga pernah menjadi timses salah satu paslon pada Pilkada Karanganyar 2018 lalu.
Baca juga: Dibuka 2,3 Juta Formasi Rekrutmen ASN 2024, Berikut Syarat, Kuota, dan Jadwal Pendaftarannya
Pasangan Capres-Cawapres 2024, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi motivasi tersendiri bagi Novel untuk maju dalam Pileg 2024 bersama Gerindra. Motivasi pencalegannya juga dalam rangka memperluas wadah-wadah pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Karanganyar.
Selama ini, dia bersama relawan Gardal telah berkecimpung dalam dunia sosial kemasyarakatan dengan memberikan pelatihan gratis seperti menjahit, tata rias dan lainnya kepada masyarakat.
Novel mengaku telah jual tanah dan gadaikan sertifikat rumah serta surat kendaraan untuk modal kampanye.
"Total modal untuk kampanye kisaran Rp 300 juta hingga Rp 350 juta," terangnya. Dia baru pertama kali jadi caleg.
Mayoritas pengeluaran kampanye digunakan Novel untuk kebutuhan pengadaan APK, selain memberikan bantuan saat menghadiri acara yang digelar oleh warga. Dia memiliki cara cukup unik saat berkampanye yakni dengan membagikan sapu lidi kepada warga.
"Sapu lidi itu filosofinya, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh untuk persatuan dan kesatuan," tutur Novel.
Dia lebih sering mengadakan kegiatan sosial bersama perempuan karena kalangan itulah yang ditargetkannya sebagai lumbung suara, selain generasi Z. Kampanye tidak hanya dilakukan secara tatap muka oleh Novel melainkan juga melalui media sosial.
(TRIBUNBANTEN.COM/TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNTANGERANG)