Diumumkan 7 Agustus 2025! Ini Saham Berpotensi Masuk MSCI, Ada ANTM dan BRMS

Editor: Abdul Rosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Morgan Stanley Capital International (MSCI) dijadwalkan akan diumumkan pada Rabu (7/8/2025). Ini saham berpotensi masuk MSCI

TRIBUNBANTEN.COM - Morgan Stanley Capital International (MSCI) dijadwalkan akan diumumkan pada Rabu (7/8/2025).

Sejumlah saham diprediksi masuk ke indeks MSCI. 

Sebagaimana diketahui, MSCI merupakan penyedia indeks pasar saham global yang banyak dijadikan acuan oleh investor institusi.

Ketika sebuah saham masuk ke indeks ini, permintaannya cenderung melonjak karena langsung dibeli oleh manajer dana yang mengikuti indeks tersebut.

Baca juga: Punya Stok 80 Ribu Ton, Bulog Klaim Stok Beras di Tangerang Raya Aman Hingga Desember

Untuk dapat masuk dalam indeks MSCI, saham harus memenuhi beberapa syarat ketat, antara lain: 

1. Likuiditas memadai: saham harus aktif diperdagangkan dengan volume tertentu.

2. Kapitalisasi pasar yang disesuaikan dengan free float (FFMC): semakin besar FFMC, semakin tinggi peluang masuk indeks.

3. Struktur kepemilikan saham yang tersebar: saham dengan kepemilikan terlalu terkonsentrasi sering kali dikecualikan dari indeks.

Pengumuman hasil evaluasi indeks MSCI ini akan mulai berlaku efektif pada 27 Agustus 2025. 

Daftar Saham Masuk MSCI

Saham-saham milik Prajogo Pangestu seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) sebelumnya disebut-sebut berpeluang untuk masuk indeks MSCI. 

Namun, riset terbaru dari Samuel Sekuritas turut menyoroti dua nama lain, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dinilai memiliki potensi kuat untuk bergabung dalam indeks bergengsi tersebut. 

Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi mengatakan DSSA berpotensi tinggi masuk ke dalam MSCI Indonesia Big Cap Index. Prediksi ini ditopang oleh nilai kapitalisasi pasar free float yang mencapai US$ 6,6 miliar, jauh melampaui ambang minimum sebesar US$ 1,5 miliar. 

"Selain itu, DSSA mencatatkan rata-rata transaksi harian selama 12 bulan sebesar US$ 7,2 juta juga melebihi syarat minimum sebesar US$ 2,5 juta. Adapun rasio nilai rata-rata yang diperdagangkan juga telah melampaui ambang batas 15 persen," kata Prasetya dalam risetnya, Kamis (17/7) lalu.

Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas, Ahnaf Yassar dan Prasetya Gunadi juga menilai SSIA layak masuk ke dalam MSCI Small Cap Index. Peluang ini terbuka setelah saham SSIA mengalami lonjakan harga, salah satunya didorong oleh akuisisi 5,89% saham oleh Grup Djarum.

Halaman
123

Berita Terkini