Tingkat kemiskinan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, saat ini berada di angka 8,4 persen atau kurang lebih 120 ribu warga.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Lebak, Eka Darma.
Kemiskinan adalah suatu kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan.
Lebak merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia, dengan ibu kota Rangkasbitung. Kabupaten ini dikenal sebagai wilayah terluas di Banten, dengan topografi beragam, mulai dari dataran rendah, perbukitan, hingga pegunungan.
"Perkiraan kurang lebih segitu (120 ribu warga miskin,-red), itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Tapi kalau dibandingkan dua-tiga tahun lalu, mengalami penurunan," ujarnya saat ditemui di Gedung BPMP Banten, Rabu (13/8/2025).
Eka menilai, angka kemiskinan di Lebak saat ini masih terbilang cukup tinggi di Provinsi Banten.
Meskipun begitu, tambah Eka, Dinsos Lebak telah melakukan berbagai upaya untuk menekan kemiskinan, seperti pemberdayaan dan bantuan sosial.
"Angka itu masih cukup tinggi di Banten, makanya kita berusaha menekan kemiskinan dengan bantuan sosial dan pemberdayaan," katanya.
"Kalau bantuan sosial itu sementara, sedangkan pemberdayaan selamanya," sambungnya.
Eka menjelaskan, faktor penyebab kemiskinan di Lebak antara lain tidak memiliki pekerjaan, penghasilan rendah, rawan ketahanan pangan, dan terbatasnya akses layanan publik.
Namun, lanjut Eka, jika mengacu pada penilaian Kementerian Sosial (Kemensos), kemiskinan diukur dari penghasilan di bawah Rp1 juta.
"Nah itu hal-hal yang bisa mendorong seseorang berstatus miskin, apalagi kalau tanggungannya banyak," jelasnya.