Massa Demonstran Tagih Janji Puan yang Sebut DPR Akan Terbuka Lebar untuk Terima Kritik dan Saran

Editor: Ahmad Haris
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEMO DI DPR - Aparat kepolisian memukul mundur massa aksi unjuk rasa di gedung DPR/MPR RI, Senin (25/8/2025). Massa aksi yang mundur justru masuk ke ruas jalan tol.

TRIBUNBANTEN.COM - Aksi demonstrasi mahasiswa terjadi di depan Gedung DPR RI pada hari ini, Senin (25/8/2025).

Melansir Tribunnews, demo atau aksi unjuk rasa ini digelar buntut naiknya tunjangan anggota DPR RI yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.

Seorang pendemo dari Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI (Unindra), El, mengungkap dalam demo di Gedung DPR hari ini, pihaknya membawa 12 tuntutan.

Baca juga: BREAKING NEWS 6 Pengeroyok Wartawan dan Humas KLH di Serang Jadi Tersangka, Satu Anggota Brimob

Di antaranya menuntut agar DPR mempercepat pengesahan RUU Perampasan Aset.

El menilai, DPR telah diberi gaji yang tinggi oleh negara, maka sudah seharusnya DPR mengeluarkan undang-undang atau kebijakan yang pro rakyat.

Namun nyatanya, El menilai RUU yang dipercepat prosesnya oleh DPR adalah RUU yang pro terhadap oligarki.

"Kalau dari aksi kami hari ini, kami membawa nama KBM Uninda Berdobrak di mana ada 12 tuntutan yang sudah kami konsolidasikan."

"Di antaranya adalah kita menuntut DPR agar mempercepat untuk RUU Perampasan Aset dimana hari ini mereka digaji dengan tinggi, tapi kebijakan-kebijakan yang harusnya pro terhadap rakyat dia tidak lakukan."

"Namun mereka mempercepat RUU yang pro terhadap oligarki sehingga mementingkan kepada oligarki-oligarki itu sendiri," kata El dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Senin.

Oligarki adalah suatu bentuk struktur kekuasaan di mana kekuasaan berada di tangan segelintir orang yang berasal dari kalangan tertentu, seperti kaum kaya, bangsawan, atau mereka yang memiliki kontrol atas perusahaan, agama, atau militer.

El lantas menyoroti gaji-gaji anggota DPR yang terlalu tinggi, berbanding terbalik dengan gaji para guru honorer.

Masih banyak juga anak-anak Indonesia yang kesulitan mendapatkan akses pendidikan.

Namun, El menilai DPR kini justru meloloskan kebijakan yang pro terhadap oligarki atau hanya tunduk pada kepentingan partai.

"Kalau dilihat dari mana, dari gaji DPR yang sangat tinggi. Hari ini kami kampus pendidikan yang di mana banyak sekali guru honorer pendidik-pendidik di Indonesia yang mana masyarakat Indonesia yang anak-anaknya dari SD sampai perguruan tinggi itu masih banyak yang sulit mendapatkan akses pendidikan."

"Di mana juga ada guru yang masih digaji di bawah 1 juta yang sangat tidak layak untuk melanjutkan hidup. Tapi Dewan Perwakilan Rakyat ini yang kerjanya kita lihat hanya joget-joget, yang kerjanya hanya tidur, dia melakukan seenak-enaknya melakukan kebijakan-kebijakan yang menurut kehendak partai atau pro terhadap oligarki," tegas El.

Mahasiswa Unindra itu lantas menagih janji Ketua DPR RI, Puan Maharani, yang sebelumnya mengklaim DPR akan terbuka dan menerima kritik dan saran dari masyarakat.

Sebab, setelah aksi demo digelar, massa justru dibenturkan dengan aparat kepolisian yang berjaga di depan Gedung DPR.

El berharap perwakilan dari DPR bisa segera hadir menemui massa pendemo untuk mendengarkan aspirasi mereka.

"Harapan kami perwakilan dari DPR hadir menemui massa aksi karena kemarin statement daripada Bu Puan Maharani, mengatakan silahkan datang ke gedung DPR pintu terbuka lebar untuk menyampaikan kritik dan saran."

"Maka hari ini kita yakin kan kita datang di sini dibuka (Gedung DPR). Namun kita lihat bersama-sama kita dibenturkan dengan pihak kepolisian seperti itu," imbuh El.

Demo Berujung Ricuh

Keributan pecah di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025) siang.

Massa aksi yang sebelumnya bertahan di depan gerbang utama dipukul mundur aparat kepolisian hingga masuk ke ruas jalan tol Cawang-Grogol.

Pantauan Tribunnews.com sekitar pukul 12.30 WIB, situasi memanas setelah masa dipukul mundur dari arah barat menuju timur oleh aparat.

Aparat kepolisian yang berjaga terus mendorong kerumunan massa aksi menggunakan kendaraan pengurai massa dan water cannon. 

Massa aksi yang terdesak akhirnya berlarian masuk ke ruas jalan tol di sekitar akses exit toll DPR. 

Akibatnya situasi di depan Gedung DPR sempat kacau, sejumlah pengendara yang melintas juga ikut terganggu karena jalur tol mendadak dipenuhi kerumunan.

Tak hanya itu, bentrokan itu juga membuat palang pintu keluar tol pun rusak, sampai beberapa separator busway juga rusak berceceran. 

Aparat kepolisian juga terus bergerak memukul mundur massa aksi hingga terpecah dan akhirnya terurai ke jalan Gerbang Pemuda. 

"Kami sudah memberi waktu untuk menyampaikan aspirasi. Ini bukan unjuk rasa tapi pengrusakan," ujar Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, dari atas mobil komando kepolisian.

Puan Maharani Tegaskan Komitmen Keterbukaan

Puan Maharani menegaskan lembaganya akan tetap menampung seluruh aspirasi yang disampaikan masyarakat dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR.

Ia menyebut masukan publik penting untuk memperbaiki kinerja parlemen.

"Ya kami akan tetap menampung semua aspirasi, masukan dari masyarakat dan kami minta masukan dari semua masyarakat."

"Untuk membantu memperbaiki kinerja dari DPR untuk bisa sama-sama kita perbaiki dalam membangun bangsa dan negara," kata Puan saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025).

Menanggapi pertanyaan pembetonan untuk antisipasi pendemo di depan kompleks DPR, Puan mengimbau agar penyampaian aspirasi dilakukan dengan saling menghormati.

"Mari kita sama-sama saling hormat menghormati dalam menyampaikan aspirasi."

"Kami juga di DPR akan menampung semua aspirasi dan tentu saja semua aspirasi itu akan kita sama-sama bicarakan untuk kita sama-sama perbaiki," pungkasnya.

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Demo di DPR: Massa Tagih Janji Puan yang Sebut DPR Akan Terbuka Lebar untuk Terima Kritik dan Saran

Berita Terkini