Seren Taun 2025 Kasepuhan Cisungsang
Desa Adat Kasepuhan Cisungsang Tetap Eksis Meski Sudah 671 Tahun, Terkenal Dengan Ritual Seren Taun
Mengenal desa adat kasepuhan Cisungsang, sebuah desa yang masih tetap eksis mempertahankan tradisi dan budaya leluhurnya secara turun-temurun
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Ahmad Tajudin
Seperti diketahui, ritual Seren Taun Kasepuhan Cisungsang juga kini telah menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN) yang dikurasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), berkat keunikan tradisi dan nilai-nilai budayanya yang kuat.
Sehingga di samping adanya ritual sakral, panitia juga membuat side event untuk mensuport kegiatan dalam rangka memeriahkan Seren Taun 2025.
Mulai dari diskusi atau workshop soal Kasepuhan Cisungsang, Kirab Budaya, Aktraksi kesenian debus, jaipong, wayang golek, parade band, dan beberapa rangakaian acara lainnya yang cukup meriah.

Berdasarkan pemantauan TribunBanten.com saat di lokasi, ribuan warga dari berbagai daerah tampak sudah berkumpul di lingkungan imah gede atau rumah tradisional yang secara harfiah berarti "rumah besar".
Kehadiran mereka di imah gede untuk menyaksikan proses ritual Seren Taun yang digelar oleh masyarakat Kasepuhan Cisungsang.
Ritual dimulai dari proses penyambutan para tokoh pimpinan pejabat daerah hingga kementerian di Bale Ajeng Kasepuhan Cisungsang.
Dari Gubernur Banten Andra Soni, Bupati Lebak Hasbi Jayabaya dan seluruh rombongan disambut langsung oleh Tokoh Adat Cisungsang Abah Usep Suyatma.
Setelah penyambutan, disambung dengan prosesi ritual ngarengkong.
Ngarengkong adalah tradisi masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang, untuk mengangkut padi dari sawah menuju lumbung (leuit).
Padi diangkut menggunakan alat bambu panjang bernama rengkong, dengan diiringi musik tradisional seperti gendang, gong, dan beduk, serta diisi dengan nyanyian dan tarian.
Padi yang telah dibawa oleh masyarakat adat kemudian dikumpulkan di depan leuit adat.
Setelah itu dilakukan doa khusus yang dipimpin langsung oleh salah satu tokoh kasepuhan setempat.
Setelah doa, padi kemudian dimasukan dan dirapikan ke dalam lumbung padi atau leuit adat sebagai simbol keberlanjutan dan kesejahteraan.
Dalam prosesi itu, Gubernur Banten Andra Soni hingga Bupati Lebak Hasbi Jayabaya turut memasukan padi ke leuit adat menggunakan tangga.
Bukan hanya memasukan padi, Andra dan Hasbi turut masuk ke dalam leuit untuk turut merapikan padi agar tersusun rapi.
Saat ini, rangkaian acara masih berlangsung acara saresehan warga kasepuhan dengan pemerintah, yaitu pemaparan dan sambutan dari pejabat daerah hingga menampung aspirasi masyarakat kasepuhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.