Ponpes Salafi Hidayatul Mubarokah di Lebak Terbakar, Santri Terpaksa Diliburkan

Pondok Pesantren (Ponpes) Salafi Hidayatul Mubarokah di Kampung Tenjo Laut, Kelurahan Cijoro Pasir, terbakar semalam.

Penulis: Misbahudin | Editor: Wawan Perdana
Tribunbanten.com/ Misbahudin
Puing bangunan hangus terbakar di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafi Hidayatul Mubarokah, Kampung Tenjo Laut, Kelurahan Cijoro Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (5/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Kebakaran terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafi Hidayatul Mubarokah, Kampung Tenjo Laut, Kelurahan Cijoro Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
  • Api menghanguskan lima dari delapan kamar santri (Kobong) yang sebagian besar bangunannya terbuat dari kayu dan bambu
  • Seluruh perlengkapan atau peralatan milik santri, hangus terbakar.

 

TRIBUNBANTEN.COM, RANGKASBITUNG-Pondok Pesantren (Ponpes) Salafi Hidayatul Mubarokah di Kampung Tenjo Laut, Kelurahan Cijoro Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, hangus terbakar pada Selasa (4/11/2025) malam.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 18.30 WIB, tidak lama setelah salat Magrib.

Kebakaran itu menghanguskan lima bangunan yang terbuat dari bahan kayu dan bambu.

Pantau TribunBanten.com di lokasi, Rabu (5/11/2025), terdapat lima kamar santri yang hangus terbakar, termasuk perlengkapan atau peralatan milik para santri. 

Terlihat yang tersisa hanya sisa genting dan kayu yang sudah menjadi arang. 

Akibat kebakaran itu, santri menggunakan Majelis yang biasanya digunakan untuk tempat mengaji, sebagai tempat tidur sementara.

Dari jumlah delapan kamar di Ponpes itu, kini hanya tersisa tiga Kobong atau kamar.

Tiga Kobong yang tersisa itu terpisah dengan lima Kobong yang hangus terbakar.

"Semuanya ada delapan Kobong, yang hangus terbakar itu lima tinggal tiga Kobong lagi," ujar Azizi, pemilik pondok pesantren Hidayatul Mubarokah, kepada TribunBanten.com.

Baca juga: Kebakaran Hari Ini di Lebak, Ponpes di Rangkasbitung Ludes Dilalap Si Jago Merah

Azizi mengatakan, pasca peristiwa kebakaran sebagian santri ada yang tidur di majelis, sebagian ada juga yang tidur di kobong yang masih tersisa. 

Azizi menyebut, jumlah santri yang belajar mengaji di pondok pesantrennya ada 15 orang. 

"Ada 15 orang, kebetulan semuanya santri, kalau santriwati belum ada," katanya. 

Azizi mengungkapkan, pondok pesantren berdiri sejak tahun 2008. 

"Kalau berdiri pondok pesantren nya dari tahun 2008. Dulu permanen, karena tanahnya labil, makanya di ubah ke panggung," ungkapnya. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved