106 Ribu Warga Lebak Masuk Daftar Kemiskinan Struktural, Minimnya Lapangan Pekerjaan Jadi Penyebab

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin 

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Dari total jumlah 1.449.203 populasi jiwa di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, masih ada 106.520 jiwa warga Lebak yang hidup di bawah garis kemiskinan. 

Hal itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak, tahun 2025. 

Bagian Statistisi Madya BPS Kabupaten Lebak, Yulian Sarwo Edi mengklaim, bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Lebak tahun 2025 mengalami penurunan, yakni 8,03 persen dari 8,43 persen tahun 2024. 

"Secara persentase, kemiskinan sedikit menurun tipis dari 8,44 persen menjadi 8,03. Tapi jumlah ini masih terhitung masih banyak, dan perlu perhatian serius," ujar kepada TribunBanten.com, Rabu (5/11/2025). 

Baca juga: Profil Lotte Chemical, Pabrik Kimia di Cilegon yang Akan Diresmikan Presiden Prabowo Hari Ini

Menurut Yulian, kemiskinan di wilayah Lebak mayoritas bersifat struktural atau turun-temurun. Hal itu diakibatkan adanya keterbatasan ekonomi, minimnya lapangan pekerjaan dan lemahnya minat pendidikan. 

Tambah lagi, kata Yulian, harga kebutuhan poko selalu mengalami fluktuasi atau turun naik yang memicu konsumsi rumah tangga menurun. 

"Memang struktural, dan ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah (Pemda), meskipun secara persentase turun," ujarnya. 

Yulian mengungkapkan, BPS Kabupaten Lebak mengukur kemiskinan melalui survei pengeluaran rumah tangga, serta biaya hidup dasar setiap jiwa. 

"Jadi survei ini dilakukan secara acak, di seluruh wilayah Kabupaten Lebak, untuk memastikan data representatif angka kemiskinan," ungkapnya. 

Oleh sebab itu, Pemda Lebak diharapkan dapat memperkuat bantuan sosial dalam rangka mensejahterakan warga Lebak.

"Supaya pengentasan kemiskinan di Lebak bisa tercapai, dan tingkat kesejahteraan warga nya meningkatkan," pungkasnya.