Kisah Haru Pasutri di Jepara, Raih Buah Hati Lewat Bayi Tabung Setelah 11 Tahun Penantian

Kisah haru dialami pasangan suami istri Ulin Nikmah (42), dan Ahmad Rifqi (45) asal Kelurahan Bapangan, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara.

Editor: Ahmad Tajudin
TRIBUNJATENG/TITO ISNA UTAMA.
SEMINAR - Suasana acara seminar IVF Jepara 2025 dengan tema “Berbagi Harapan dengan Bayi Tabung” yang dilaksanakan oleh SMC RS Telogorejo di Hotel D Seson Kabupaten Jepara, Minggu (14/9/2025). 

TRIBUNBANTEN.COM - Kisah haru dialami pasangan suami istri Ulin Nikmah (42), dan Ahmad Rifqi (45) asal Kelurahan Bapangan, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara.

Setelah penantian 11 tahun menikah, pasutri ini akhirnya memperoleh anak melalui program bayi tabung di SMC RS Telogorejo, Kota Semarang.

Bayi tabung, atau In Vitro Fertilization (IVF), adalah salah satu metode teknologi reproduksi berbantu yang paling umum. Secara harfiah, "in vitro" berarti "di dalam kaca," merujuk pada proses pembuahan yang terjadi di luar tubuh manusia, yaitu di laboratorium.

Baca juga: Kisah Eti Suryani, Penjual Nasi Pecel Khas Magetan di Tangerang Raup Belasan Juta Rupiah Per Bulan

Melansir dari Tribun Jateng, Pasangan suami istri itu telah mencoba di beberapa rumah sakit lainnya.

Mulai dari pertama saat pernikahan berjalan satu sampai dua tahun ketika belum memilik buah hati.

Telah mencoba periksa di rumah sakit Hermina.

Namun waktu pertama kali periksa, hanya Nulil atau sang istri saja yang mencoba memeriksakan diri.

Setelah mendapatkan pemeriksaan, Ulin mendapatkan penanganan dan disarankan untuk berhubungan dengan suaminya sesuai dengan anjuran dokter.

Seusai mengikuti intruksi itu, Nulil dan Rifqi belum juga mendapatkan hasil.

 
"2 tahun belum hamil, pertama periksa di Hermina saya saja itu di nyatakan PCO sama retro di kasih jadwal berhubungan di terapi visio setahun, merasa capek setiap bulan," kata Ulin kepada Tribunjateng, Minggu (14/9/2025).

Merasa sudah cukup jenuh, Rifqi memiliki inisiatif untuk mencoba memeriksaan dirinya juga lantaran belum mendapatkan hasil cukup memuaskan.

"Tes sperma mandiri suami itu kebetulan saya posisi tidak dalam progam dokter siapapun, suami hanya ingin tahu itu periksa di Prodia Jepara," ucapnya.

Seusai diperiksa suaminya, ternyata terdapat jumlah sel sperma kurang dan geraknya tidak maksimal.

"Setalah periksa spermanya asteno terato, jumlah kurang morfologinya sama geraknya tidak bagus kayak lari di tempat produksinya hanya 50 persen saja," tuturnya.

Mendapati hasil itu, Rifqi memilih untuk jalan alternatif karena yang disarankan dokter waktu itu harus operasi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved