Sosok KGPHPA Tedjowulan, Mahamenteri Keraton Solo yang Harap Suksesi Raja Selanjutnya Tak Buru-buru

Gusti Purbaya telah menyatakan diri sebagai Pakubuwono XIV, KGPHPA Tedjowulan meminta semua pihak tidak tergesa-gesa menentukan pengganti PB XIII.

Editor: Vega Dhini
TribunSolo.com/Andreas Chris
TUNGGU DI LOJI - Mahamenteri Keraton Kasunanan Solo KGPHPA Tedjowulan memilih tak mengikuti prosesi adat yang digelar di keraton Solo untuk jenazah sang kakak, SISKS Pakubuwono (PB) XIII. Tedjowulan memilih untuk menunggu kedatangan jenazah PB XIII yang akan dilangsir dari kereta kencana pengantar jenazah ke mobil jenazah yang akan diantar ke Imogiri, DIY. 

Oleh karena itu, ia merasa bertanggung jawab untuk ikut dalam koordinasi pembahasan raja selanjutnya.

Sosok KGPHPA Tedjowulan

KGPHPA Tedjowulan sendiri adalah adik dari PB XIII dari ibu yang berbeda.

Tedjowulan merupakan anak dari PB XII melalui istrinya yang bernama Kanjeng Raden Ayu Retnodiningrum.

Nama Tedjowulan sempat menjadi sorotan karena terjadi koflik internal perebutan tahta Keraton Solo pada tahun 2004 setelah wafatnya PB XII.

Diberitakan Kompas.com, konflik internal Keraton Solo terjadi setelah PB XII mangkat pada 12 Juni 2004.

PB XII tidak memiliki permaisuri, melainkan hanya sejumlah istri yang bergelar garwa ampil (selir).

Ia juga tidak menunjuk satu pun anak yang akan mewarisi tahta Kasunanan Solo.

Itulah yang menyebabkan konflik di antara anak PB XII yang berbeda ibu tak dapat terhindarkan, hingga masing-masing kubu mendeklarasikan diri sebagai raja.

Putra tertua PB XII, Hangabehi, pada 31 Agustus 2004 mendeklarasikan diri sebagai raja. 

Di sisi lain, Tedjowulan turut menyatakan diri sebagai raja pada 9 November 2004.

Konflik ini berakhir pada tahun 2012 setelah Hangabehi dan Tedjowulan sepakat untuk berdamai dan menandatangani akta rekonsiliasi.

Dua kubu juga sepakat bahwa Hangabehi yang merupakan putra tertua PB XII tetap menjadi raja dengan gelar Pakubuwono XIII atau PB XIII.

Sementara Tedjowulan, menjadi mahapatih dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung (KGPHPA).

Tedjowulan adalah lulusan Akademi Militer di Magelang pada tahun 1984 dan pernah menjabat Komandan Yonif 407/Padma Kusuma pada tahun 1995–1997 dan pensiun sebagai Kolonel Infanteri.

Pada tahun 1982 ia menikah dengan Raden Ayu Nanik Indiastuti.

Pasangan ini memiliki dua anak perempuan.

(*)

Sumber: Tribun Solo
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved