Sosok KGPHPA Tedjowulan, Mahamenteri Keraton Solo yang Harap Suksesi Raja Selanjutnya Tak Buru-buru

Gusti Purbaya telah menyatakan diri sebagai Pakubuwono XIV, KGPHPA Tedjowulan meminta semua pihak tidak tergesa-gesa menentukan pengganti PB XIII.

Editor: Vega Dhini
TribunSolo.com/Andreas Chris
TUNGGU DI LOJI - Mahamenteri Keraton Kasunanan Solo KGPHPA Tedjowulan memilih tak mengikuti prosesi adat yang digelar di keraton Solo untuk jenazah sang kakak, SISKS Pakubuwono (PB) XIII. Tedjowulan memilih untuk menunggu kedatangan jenazah PB XIII yang akan dilangsir dari kereta kencana pengantar jenazah ke mobil jenazah yang akan diantar ke Imogiri, DIY. 

TRIBUNBANTEN.COM - Sepeninggal Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII, kini pembahasan mengenai penerus tahta keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menjadi sorotan.

PB XIII meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025) pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Indriati, Solo Baru, Jawa Tengah pada usia 77 tahun karena sakit yang dideritanya.

Jenazah PB XIII dimakamkan hari ini, Rabu (5/11/2025) di Makam Raja-Raja Imogiri, Bantul, DIY.

Sementara itu, Putra Mahkota Keraton Solo, KGPAA Hamangkunegoro (Gusti Purbaya) telah menyatakan ia telah berdiri sebagai Pakubuwono XIV di depan jenazah ayahnya sebelum diberangkatkan.

Diberitakan TribunSolo.com, KGPAA Hamangkunegoro mengucapkan ikrar kesetiaan dan kesanggupan untuk meneruskan tahta Kasunanan.

Ia mengucap sumpah di hadapan keluarga besar Keraton, abdi dalem, sentana, dan masyarakat yang memadati pelataran Sasana Sewaka.

Putri tertua PB XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbaikusuma Dewayani memberikan pernyataan resmi mewakili keluarga besar Karaton.

Ia menegaskan bahwa langkah sang adik untuk mengambil sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah bentuk penghormatan dan pelestarian adat yang sudah berjalan sejak zaman leluhur.

"Apa yang dilakukan Adipati Anom, Kanjeng Gusti Pangéran Adipati Anom Hamangkunegoro, adalah sesuai dengan adat Kasunanan. Dulu juga pernah terjadi di era para leluhur raja sebelumnya. Sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah simbol kesetiaan, bukan pelanggaran adat. Justru inilah cara kita menjaga kontinuitas kepemimpinan di Karaton," ujar GKR Timoer dengan suara bergetar namun tegas.

Ia menambahkan, dengan diucapkannya sumpah tersebut, Kasunanan Surakarta tidak mengalami kekosongan kekuasaan.

Sementara itu, Mahamenteri Keraton Solo, KGPHPA Tedjowulan, meminta semua pihak untuk tidak tergesa-gesa menentukan siapa pengganti raja selanjutnya sepeninggal PB XIII.

Tedjowulan berharap agar untuk saat ini semua pihak berfokus pada rangkaian pemakaman PB XIII hingga selesai.

Ia mengatakan bahwa pembahasan mengenai raja selanjutnya akan dilakukan setelah masa berkabung dan berharap penentuan raja selanjutnya dapat dibahas dan dikoordinasikan dengan pemerintah nantinya.

Terkait kabar bahwa Gusti Purbaya telah didapuk sebagai raja selanjutnya, Tedjowulan menegaskan bahwa ada tata cara dalam pengangkatan raja Keraton Solo.

Tedjowulan juga menegaskan posisinya saat ini di Keraton Solo adalah sebagai Mahamenteri, atau satu tingkat di bawah raja.

Sumber: Tribun Solo
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved