Sekolah Rakyat

Sembilan Siswa Sekolah Rakyat di Tangsel Mengundurkan Diri, Terungkap Saat Kunker Komisi VIII DPR RI

Sebanyak sembilan siswa di sekolah rakyat 33 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dinyatakan mengundurkan diri.

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Tajudin
TribunBanten.com/Ade Feri Anggriawan
SEKOLAH RAKYAT - Siswa sekolah rakyat 33 Tangsel, saat makan siang bersama di aula sekolah, Rabu (17/9/2025). 

Laporan Wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan

TRIBUNBANTEN.COM, TANGSEL - Sebanyak sembilan siswa di sekolah rakyat 33 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dinyatakan mengundurkan diri.

Hal itu terungkap saat rombongan Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke sekolah rakyat 33 Tangsel, Rabu (17/9/2025).

"Tadi saya mendengar laporan dari Wali Kota Tangsel, bahwa ada sembilan siswa di sekolah rakyat 33 ini yang mengundurkan diri. Jadi di awal ada 150 sekarang tersisa 141 siswa," ujar Anggota Komisi VIII DPR RI Haeny Relawati Rini Widyastuti, dalam forum diskusi bersama perwakilan kemensos dan pihak sekolah.

Baca juga: Kepsek SMPN 1 Prabumulih Batal Dicopot, Roni Ardiansyah Disambut Gembira saat Kembali ke Sekolah

"Saya mohon penjelasan penyebabnya apa, dan itu berasal dari desil berapa saja," sambungnya.

Selain itu, Haeny juga mempertanyakan terkait metode seleksi terhadap para siswa dan assesment yang dilakukan selama para siswa mengikuti pembelajaran di sekolah rakyat 33 Tangsel selama satu bulan ini.

"Karena tujuan dari Presiden sangat baik, yaitu untuk memuliakan dan mengurangi kemiskinan," ucapnya.

Menanggapi itu, Direktur rehabilitasi sosial lanjut usia, Suratna mengatakan, dalam rekrutmen siswa sekolah rakyat 33 Tangsel pihaknya tidak menggunakan psikotes melainkan talent mapping.

Adapun terkait, alasan mundurnya siswa sekolah rakyat 33 Tangsel disebabkan oleh beberapa hal, seperti alasan kedisiplinan, hingga alasan masalah pribadi.

"Untuk anak-anak yang mengundurkan diri, alasannya karena siswa ini belum kuat untuk hidup disiplin ketat, seperti bangun subuh, mandi, olahraga, dan kegiatan lainnya," kata Suratna.

"Mereka juga masih ingin jajan di luar, meski kami sudah berupaya memberikan snack. Jadi tidak hanya makanan kue saja, tapi juga sesuai dengan keinginan anak-anak," imbuhnya.

"Terus ada juga yang mengundurkan diri karena terkena masalah pribadi, seperti orangtuanya yang bercerai, sehingga mereka merasa dibuang saat disekolahkan di sini," jelasnya.

Baca juga: Kadindikbud Kumpulkan Guru Agama SD-SMP se-Kota Serang, Pastikan Program Serang Mengaji Dijalankan

Suratna juga menyampaikan, bahwa dalam rangka melakukan assesment terhadap siswa tersebut, pihaknya juga memberikan bimbingan konseling melalui guru yang ada di sekolah rakyat 33 Tangsel.

Tujuannya, kata dia, agar para siswa sekolah rakyat dapat bertahan dan menyelesaikan pendidikannya.

Namun lantaran jumlah guru bimbingan konseling yang terbatas, membuat pelayanan tersebut kurang maksimal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved