Siswa SMP Tangsel Dibully
Korban Rabun dan Tak Bisa Berjalan, Kepala SMP Negeri 19 Tangsel : Dimediasi, Kami Anggap Selesai
Korban yang baru duduk dibangku kelas 1 itu mengalami rabun dan terancam lumpuh akibat pukulan benda tumpul oleh teman sekelasnya
Penulis: Ade Feri | Editor: Wawan Perdana
Ringkasan Berita:
- Peristiwa dugaan bullying terjadi pada 20 Oktober 2025 saat jam istirahat.
- Korban kini mengalami rabun, badannya lemas, dan terancam lumpuh karena tidak bisa berjalan
- Kepala SMP Negeri 19 Tangsel, Frida Tesalonik, mengklaim bahwa kasus tersebut telah diselesaikan melalui mediasi antara keluarga terduga pelaku dan keluarga korban.
TRIBUNBANTEN.COM, TANGSEL-Kasus dugaan perundungan atau bullying yang menimpa MH (13) siswa SMP Negeri 19 Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi sorotan publik.
Korban yang baru duduk dibangku kelas 1 itu mengalami rabun dan terancam lumpuh akibat pukulan benda tumpul oleh teman sekelasnya.
Diketahui, peristiwa memilukan itu terjadi pada 20 Oktober 2025, saat jam istirahat sekolah.
Menurut penuturan keluarga, korban dipukul menggunakan kursi besi pada bagian kepala, sehingga membuatnya hingga kini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
"Adik sepupu saya kepalanya dipukul pakai kursi sekolah yang besi waktu jam istirahat sekolah. Sekarang kondisinya memprihatinkan, badannya lemes, semua udah ga bisa dibawa jalan, matanya juga rabun akibat efek dari benturan ini yang kemungkinan berdampak ke syaraf mata," ujar, sepupu korban, Rizki Fauzi (29 tahun), saat ditemui di kediaman korban, Senin (10/11/2025).
Menanggapi itu, Kepala SMP Negeri 19 Tangsel, Frida Tesalonik mengaku, telah menyelesaikan permasalahan itu melalui pertemuan antara keluarga terduga pelaku dan keluarga korban.
Ia menjelaskan, saat mediasi itu kedua belah pihak telah sepakat untuk menyelesaikan kasus itu, dengan biaya pengobatan sepenuhnya ditanggung oleh keluarga terduga pelaku.
Bahkan kata dia, kesepakatan itu telah dimuat dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
"Kami dari pihak sekolah karena ada keluarga dari kedua belah pihak (datang ke sekolah), maka kami bantu menjembatani membuat kesepakatan dan terjadi lah kesepakatan kedua belah pihak," ujarnya, saat ditemui di SMP Negeri 19 Tangsel, Senin (10/11/2025).
"Tertuang di surat pernyataan, orangtua pelaku menyanggupi biaya pengobatan. Di situ (surat pernyataan) tertulis untuk mata dan kepala, udah dong selesai," sambungnya.
"Maka karena sekolah sudah membantu memediasi, jadi kami anggap sudah selesai," jelasnya.
Baca juga: Siswa SMP di Tangsel Diduga Jadi Korban Bullying, Keluarga Desak Pelaku Dikeluarkan dari Sekolah
Ia pun mengaku tidak menyangka, bahwa insiden tersebut semakin meluas hingga kini menjadi sorotan publik.
"Kami pikir tidak ada yang lain lah gitu, selesai. Akhirnya kami di hubungi oleh keluarga korban, bahwa kondisi korban ini begini-begini," kata Frida.
Namun demikian kata dia, kejadian itu memberikan pembelajaran bagi pihaknya untuk lebih berhati-hati.
"Buat kita satu pembelajaran tentunya, semuanya menjadi kehati-hatian, sebetulnya wali kelas itu sudah polling (kepada siswa), ada gak kejadian aneh-aneh gitu. Dan ini kejadian baru sebelumnya belum pernah," papar Frida.
Baca juga: Diduga Jadi Korban Bully, Siswa SMP di Tangsel Alami Lumpuh hingga Rabun, Kini Kritis di Rumah Sakit
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/Kepala-SMP-Negeri-19-Tangsel-Frida-Tesalonik.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.