Siswa SMP di Tangsel Diduga Jadi Korban Bullying, Keluarga Desak Pelaku Dikeluarkan dari Sekolah
Kasus dugaan perundungan atau bullying terjadi di SMP Negeri 19 Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Siswa harus menjalani perawatan.
Penulis: Ade Feri | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNBANTEN.COM, TANGSEL-Kasus dugaan perundungan atau bullying terjadi di SMP Negeri 19 Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Korban berinisial MH (13 tahun), diduga mengalami tindak kekerasan oleh teman satu sekolah. MH kini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Tidak Bisa Jalan, Mata Rabun
Menurut paman korban, Budiyanto (41 tahun), tindak kekerasan itu terjadi pada 20 Oktober 2025 dan menyebabkan korban mengalami luka serius di bagian kepala akibat hantaman benda tumpul oleh rekan di sekolahnya.
Bahkan kata dia, berdasarkan diagnosa dari pihak rumah sakit korban mengalami kelumpuhan akibat kekerasan itu.
"Diagnosa dari dokter ponakan saya sudah tidak bisa jalan, terus matanya juga rabun mungkin karena pukulan di kepala itu merembet ke saraf mata," ujarnya, saat ditemui di kediaman korban, Senin (10/11/2025).
Baca juga: Diduga Jadi Korban Bully, Siswa SMP di Tangsel Alami Lumpuh hingga Rabun, Kini Kritis di Rumah Sakit
Tuntutan Keluarga
Budi mengungkapkan, sebelumnya keluarga mengaku sempat mendapatkan komitmen dari pihak terduga pelaku untuk menanggung biaya pengobatan.
Namun, kesepakatan itu disebut tidak berlanjut tanpa alasan yang jelas dari pihak terduga pelaku.
"Awalnya pihak pelaku menyetujui biaya pengobatan sampai sembuh, tapi sekarang sudah tidak mau lagi bertanggung jawab," ungkapnya.
Tak hanya itu, Budi juga menyesalkan, sikap pihak sekolah yang disebut lambat dan terkesan tidak peduli serta tak menunjukkan perhatian terhadap kondisi korban.
"Pihak sekolah pun lepas tangan, tidak mau tanggung jawab sama masalah ini, pernah datang kesini setelah dua hari kejadian tapi setelah itu tidak ada kabar, kemudian baru datang lagi hari ini (10 November 2025)," terangnya.
Atas nama keluarga, Budi berharap, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangsel dapat bersikap tegas, dengan cara mengeluarkan pelaku dari sekolah.
"Kalau laporan ke polisi belum ada rencana, cuma kami ingin pihak sekolah ataupun Dindikbud Tangsel mengeluarkan si pelaku dari sekolah," harapnya.
"Karena pelaku bukan cuma sekali itu saja melakukan bully ke ponakan saya, tapi sudah berulang. Dan kalau pelaku tidak dikeluarkan, saya minta ponakan saya dipindahkan ke SMP Negeri lainnya," pungkasnya.
Penjelasan Dindikbud
Sementara itu, Kepala Dindikbud Tangsel, Deden Deni mengaku, pihaknya sudah melakukan sejumlah upaya atas peristiwa tersebut.
"Sudah kami mediasi, masing-masing orangtua sudah ketemu dengan pihak sekolah, ada juga pendamping, ada dari PPA juga, sudah ada. Dan kesepakatan di tanggal 20 Oktober 2025 itu, yang bersangkutan sudah siap membantu biaya pengobatan," katanya saat ditemui terpisah.
Ia pun mengaku, belum memiliki rencana lebih lanjut terhadap terduga pelaku tindak bullying tersebut.
"Hari ini kita fokus ke anaknya saja, tadi juga kita hari ini baru ngumpul, baru memastikan kondisi anak," kata Deden.
"Karena kalau dibilang bully, kita lagi memastikan dulu, apakah betul dibuli atau memang bercana atau bagaimana. kita fokus ke penanganan si anaknya (korban)," tandasnya.
| Bunda Forum Anak Kota Serang Dorong Anak Berani Speak Up Lawan Bullying di Sekolah |
|
|---|
| Program Makan Bergizi Gratis di Tangsel Baru Sasar 114 Sekolah, Masih Jauh dari Target 963 |
|
|---|
| Nasib 3 Siswi MTs di Donggala Dikeluarkan dari Sekolah Buntut Viral Video Bullying Terhadap Temannya |
|
|---|
| Dindikpora Pandeglang Bentuk Tim Pencegahan Bullying di Setiap Sekolah, Bangun Rasa Aman dan Nyaman |
|
|---|
| Dindikbud Tangsel Periksa Kepsek SDN Ciledug Barat, Buntut Dugaan Pungli Seragam Sekolah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/Paman-Korban-Bullying-Sekolah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.