Virus Corona di Banten
Dampak Covid-19 di Pasar Rau, Jualan Dimakan Sendiri, Penjual: Orang Takut Beli Buah
Sangsang Narta (25) penjual buah menceritakan pengalaman berjualan pada masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Glery Lazuardi
Laporan Wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Sangsang Narta (25) penjual buah menceritakan pengalaman berjualan pada masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Menurut dia, jual-beli buah mengalami penurunan.
Bahkan karena khawatir jualan busuk, dia memakan buah-buahan yang dijualnya.
• Cerita Penjual Pakaian di Pasar Rau, Penghasilan Menurun Hingga Kesulitan Biayai Sekolah Anak
• Cerita Henry Indraguna, Tempuh Pendidikan Ketika Pandemi Corona, Ingin Balas Jasa untuk Surakarta
Berdasarkan pantauan wartawan Tribunbanten.com pada Jumat (18/9/2020), Narta tampak merapihkan barang dagangan.
Sesekali ia memakan buah-buahan yang dijual.
Di kios buah miliknya, terdapat buah jeruk, alpukat, apel, pear, pisang, kelengkeng, anggur.
Narta, merupakan pemuda asal Ciruas. Ia berjualan setiap hari di Pasar Rau sejak pukul 08.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.
Ia tinggal sendiri, lantaran sang ayah telah meninggal, dan sang ibu telah menikah lagi.
Pakaian yang dipakai tampak kotor. Celana yang dipakai sudah robek dibagian lutut.
Dia memakai topi untuk melindungi diri dari sinar matahari.
Sesekali, ia meminta pejalan kaki untuk membeli barang dagangan.
"Ayo buahnya diborong Bu, jangan sampai tidak. Murah meriah, edisi Covid-19," kata dia.
Usai berteriak, ia kembali merapihkan dagangan miliknya.
Kali ini bersiul-siul, ia mengecek setiap buah yang ada agar tetap berada diposisi sempurna.
Tidak ada satupun yang mendatangi tempat jualan.
Narta mengatakan penghasilan berjualan buah pada saat ini sedang turun drastis.
• Guru SMP Kaget Ditelepon Presiden Jokowi, Cerita Kegiatan Belajar Mengajar Saat Pandemi Corona
• Ikut Wisuda Online, Mahasiswa Asal Padang Tempuh Perjalanan 2 KM dari Rumah, Ini Ceritanya
Hal itu terlihat, dengan tidak adanya pengunjung yang datang dan membeli buah milik dirinya.
Dilain sisi, ia menerangkan para pelanggan yang sering membeli buah-buahan, di tempat ia berdagang sedang tidak berbelanja.
"Karena Covid-19, jadi ketakutan yang sering membeli buah ditempat saya," katanya.
Ia pun menerangkan omsetnya menurun selama adanya Covid-19 dan PSBB di Kota Serang.
Sebelum Covid-19, selama satu hari, ia mampu meraup Rp 4 juta
Sedangkan untuk saat ini, ia hanya mampu meraup Rp 2 juta.
"Kalau sekarang siapa yang mau membeli, terpaksa sebagian ada yang saya cicip," ujarnya.
Ia, menjelaskan terkadang terdapat pengunjung yang melihat buah-buahan dan menanyakan harga.
Tetapi setelah itu, kata dia, tak jadi dibeli oleh pengunjung tersebut.
"Pernah sekali tuh, memang lagi sepi saat itu, jadi ada yang datang dan menanyakan berapa harga. Setelah itu pergi," jelasnya.