Enam Bulan Hidup di Masa Covid-19, Saatnya Move On untuk Hidup Lebih Baik
Pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) bukan menjadi halangan untuk berhenti beraktivitas.
TRIBUNBANTEN.COM, JAKARTA - Pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) bukan menjadi halangan untuk berhenti beraktivitas.
Justru sebaliknya, setelah sekitar enam bulan berada di masa Covid-19, kini saatnya untuk bergerak dan menghadapi kenyataan.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Umum I PP KAGAMA Budi Karya Sumadi.
“Sudah enam bulan Covid-19 memberi dampak luar biasa bagi Indonesia. Mari berkonsolidasi mereformasi demi menciptakan sesuatu yang lebih baik,” kata dia, di dalam webinar KAGAMA Inkubasi Bisnis (KIB) IX: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi, Minggu (27/9/2020).
• PSBB DKI Jakarta Diperpanjang, Rata-Rata 1.140 Kasus Covid-19 Per Hari
• Buruh di Kota Serang Tewas Diduga Terinfeksi Covid-19, Sempat Mandikan Jenazah Pasien Corona
Memang, dia tidak dapat menampik ada permasalahan secara makro dalam pemulihan ekonomi pada masa pandemi.
Yang paling parah, kata dia, di sektor pariwisata meliputi perhotelan, restoran, transportasi, dan agen travel.
"Terdapat penurunan kurang lebih 30 persen. Itu pasti mempengaruhi kita semua, membuat kita tambah sulit,” ujar Menteri Perhubungan RI tersebut.
Meski begitu, kabar terakhir yang diperoleh Budi menyatakan perekonomian di beberapa negara kian membaik pada semester kedua 2020.
Beberapa negara itu seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan beberapa negara lain termasuk Indonesia.
Kabar yang disampaikan ini bagi Budi tentu memberi dampak positif bagi Indonesia.
Apalagi, hal tersebut nyata terjadi setelah beberapa stimulus fiskal diklaim mendukung perbaikan kondisi masyarakat.
Stimulus fiskal diberikan pemerintah dalam bentuk bantuan sosial dan beragam program.
“Kita sekarang fokus untuk menghadapi ketidaksiapan global yang terjadi pula di lingkup domestik,” ujar alumnus Teknik Arsitektur UGM ini.
• Petani Keluhkan Buruknya Kondisi Ekonomi, Inovasi dan Pengembangan Bisnis Jadi Solusi
• Kuartal Ketiga, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Positif, Subsidi UMKM Perlu Direalisasikan
Menghadapi pandemi Covid-19, dia dan jajaran menteri mendapat tugas dari presiden untuk menjalankan tugas fungsi-fungsi pembangunan dan pergerakan dengan baik.
Namun, hal itu harus dilakukan dengan humanis, higienis, dan dalam kondisi new normal.
Di satu sisi, protokol kesehatan harus dijalankan dengan baik dan disiplin.
Walaupun begitu, di sisi lain, pemerintah melalui kementerian juga harus mengupayakan program padat karya.
“Semua kementerian melakukan padat karya. Sehingga, mereka yang terkena PHK diharapkan bisa mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang baik,” tutur Budi Karya.
Pada saat ini, kata dia, merupakan hari baik untuk memberikan satu dorongan moril bagi seluruh masyarakat agar kuat menghadapi Covid-19.
Pemerintah, kata dia, terus memberikan dukungan kepada masyarakat.
Menghadapi situasi ini, kata dia, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada, perlu mengambil bagian untuk aktif mengedukasi masyarakat.
• Peran UMKM untuk Bantu Pertumbuhan Ekonomi Banten yang Minus Akibat Pandemi Covid-19
• Ekonomi Banten pada Triwulan II-2020 Minus 7,40 Persen, Ini Penyebabnya
Sehingga, apa yang dilakukan oleh KAGAMA mampu memberikan solusi pada persoalan yang dihadapi bangsa terutama di masa pandemi ini.
Untuk itu ia sangat mengapresiasi pelaksanaan Kagama Inkubasi Bisnis (KIB) ini yang hingga hari ini sudah berjalan sebanyak 14 kali dan mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.
"Saya pikir kita (KAGAMA,-red) telah terbiasa berjuang sejak di Yogya untuk bisa melakukan dengan baik,” kata dia.
Acara ini turut menghadirkan keynote speaker Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, dan Ketua Umum PP KAGAMA, Ganjar Pranowo.
Hadir pula lima narasumber yakni Koordinator Staf Khusus Presiden RI dan Sekjend KAGAMA, AAGN Ari Dwipayana; Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Paripurna P. Sugarda; dan Guru Besar FEB UGM, Mardiasmo. Kemudian, Pakar Epidemiologi UGM, Riris Andono Ahmad; serta Ekonom Core Indonesia, Hendri Saparini.
Guru Besar FEB UGM sekaligus Staf Khusus Menteri Perhubungan, Wihana Kirana Jaya, tampil sebagai moderator.