Situasi Indonesia 2020 Disebut Mirip 1998, Orang Kota Mulai Pindah ke Desa
Pakar Transportasi Kerakyatan, Darmaningtyas, ingat betul fenomena besar yang terjadi sekitar 22 tahun lalu saat krisis ekonomi terjadi.
“Budaya komunalitas di desa masih tinggi. Sehingga, semua aktivitas tidak bisa murni ekonomi,” terang Direktur Studi Transportasi tersebut.
Baca juga: Isu Ketimpangan Ekonomi dan Sosial Harus Jadi Perhatian Bagi Perusahaan
Baca juga: Curhat Pelaku Usaha Kafe: Sedih Kalau Diceritain
Darma menyayangkan RPJMN 2014-2019 dan RPJMN 2020-2024 karena tidak memasukkan desa sebagai salah satu cakupan pembangunan infrastruktur.
Dia berharap RPJMN terbaru dapat direvisi mumpung baru satu tahun berjalan. Sebab, sebagai penyelamat kehidupan kota, desa butuh jaringan transportasi yang baik.
“Transportasi pedesaan perlu memperoleh perhatian,” tutur Darma, yang lahir di Gunungkidul.
Darma juga memberi kritik karena subsidi angkutan umum belum menyasar pedesaan.
Subsidi baru diperuntukkan pada angkutan bus perintis, angkutan umum perkotaan, dan angkutan umum di kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN).
Menurutnya, tanpa ada subsidi, angkutan umum baik di pedesaan maupun perkotaan tidak akan jalan.
Dalam penjelajahannya ke lebih dari 300 kabupaten dan kota di Indonesia, Darma menemukan satu fakta yang sama.
Yakni sebagian besar orang-orang di desa terpaksa menumpang kendaraan yang seharusnya untuk angkutan barang.
Angkutan itu seperti truk, mobil pick up bak terbuka, dan sepeda motor roda tiga yang tidak terjamin keselamatan penumpangnya.
“Termasuk juga yang menggunakan sarana transportasi air. Tentu yang digunakan adalah angkutan yang tidak berkeselamatan,” kata Darma.
“Hal ini menjadi tugas kita bersama untuk menyelesaikannya. Ke depan tidak boleh ada angkutan seperti ini,” tandas pria berumur 58 tahun ini.
Baca juga: Berawal dari Warung Kaki Lima, Pengusaha Kuliner dan Pengacara Ingatkan Kepedulian kepada Sesama
Baca juga: Dampak Covid-19 di Pasar Rau, Jualan Dimakan Sendiri, Penjual: Orang Takut Beli Buah
Fakta lain yang dijumpai Darma di desa-desa adalah para pelajar belum cukup umur beralih menggunakan sepeda motor.
Dia lantas teringat dengan angkutan desa masa lalu yang sebetulnya masih bisa dimanfaatkan untuk sekarang.
Yakni mobil colt yang punya kursi duduk penumpang di sisi kiri dan kanan, serta bisa mengangkut produk di antara kursi duduk penumpang.
Di sisi lain, Darma ingin agar daerah di luar jawa juga mendapat perhatian sama.
