Profil AKBP Sofwan Hermanto, Bangun 20 Patung Polwan Ingatkan Kesadaran Masyarakat Berlalu Lintas
Perwira menengah Polri, AKBP Sofwan Hermanto, telah menyelesaikan masa jabatan sebagai Kapolres Pandeglang.
Penulis: Rizki Asdiarman | Editor: Glery Lazuardi
Laporan wartawan TribunBanten.com, Rizki Asdiarman
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Perwira menengah Polri, AKBP Sofwan Hermanto, telah menyelesaikan masa jabatan sebagai Kapolres Pandeglang.
AKBP Sofwan Hermanto mendapatkan promosi jabatan baru sebagai Kasubbagbinwa Korpsmahasiswa Waketbidminwa STIK Lemdiklat Polri.
Selama sekitar satu tahun bertugas di Kabupaten Pandeglang, dia mengaku mendapatkan banyak pengalaman.
Pandeglang merupakan wilayah yang memiliki warna tersendiri dalam hidupnya.
Suka dan duka amat terasa selama menjabat sebagai kapolres.
Dia menceritakan banyak rintangan yang dihadapi.
Sebab, Pandeglang merupakan suatu wilayah yang menjadi perhatiana, karena terdapat simbol-simbol negara.
Selain itu, kata dia, Pandeglang menjadi salah satu daerah yang rawan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dan masalah lalu lintas.
Baca juga: Viral, Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Pemukiman Warga Kwitang, Ini Penjelasan Kapolres Jakpus
Baca juga: Rusuh Tolak Omnibus Law di Daan Mogot, Polwan Babak Belur Dihajar Massa, Alami Patah Tangan
"Saya mencoba berinisiasi dan mengajak rekan-rekan untuk membuat sekitar 17 Pos Kamling yang terbuat permanen dengan baja ringan, supaya tahan lama," katanya saat dihubungi, pada Kamis (15/10/2020).
Menurutnya hal itu salah satu simbol keamanan yang dapat meredam tingkat kericuhan masyarakat.
"Setidaknya warga berpikir pos kamling itu buatan pak polisi, hal upaya untuk meredam keributan di desa," jelas.
Di samping itu ia menilai, angka kecelakaan lalu lintas di Pandeglang sangat tinggi, dimulai dari Gayam hingga Labuan terus ke Panimbang.
Dirinya menyadari kurangnya kehadiran petugas pengamanan merupakan salah satu faktor dari timbul tingkat kecelakaan.
"Pernah saya coba untuk melakukan patroli jarak jauh dari Gayam hingga Panimbang ternyata jaraknya yang begitu jauh menyebabkan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak mencukupi, hanya mampu tiga hari saja untuk patroli," ucapnya.
