Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan Desa Wisata Batulayang, Wisatawan Harus Perhatikan Prokes

Sebanyak 16 desa wisata (DeWi) ditetapkan sebagai proyek percontohan sertifikasi.

Editor: Glery Lazuardi
istimewa
Sebanyak 16 desa wisata (DeWi) ditetapkan sebagai proyek percontohan sertifikasi. 

TRIBUNBANTEN.COM, BOGOR - Sebanyak 16 desa wisata (DeWi) ditetapkan sebagai proyek percontohan sertifikasi.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengasesmen dalam rangka Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan.

Baca juga: Lebak Segera Miliki Geopark Bayah Dome dengan Six Fantastic Wisata, Proyek Digeber Mulai 2021

Koordinator Kelembagaan Regional II Direktorat Kelembagaan Kemenparekraf, Hendry Noviardi, mengatakan proses sertifikasi ini dilakukan oleh tim auditor dari Kemenparekraf bekerjasama dengan ISTC, lembaga formal berwenang melegalitas desa wisata.

"Di masa pandemi Covid-19, desa wisata juga diminta ketat memberlakukan protokol kesehatan. Bagi pengunjung, perlu pakai masker, jaga jarak, dan membiasakan cuci tangan pakai sabun," kata Hendry, dalam keterangannya, Selasa (1/12/2020).

Proses asesmen kali ini dilakukan di Desa Wisata Batulayang Kabupaten Bogor, Provinsi jawa Barat pada tanggal 30 November -1 Desember 2020.

Dalam asesmen ini, tim Kemenparekraf terdiri dari dua orang auditor, Prof. Winda M Mingkid dan Prof. Jatna Suprijatna M.Sc, Ph.D, yang melakukan asesmen dan tanya jawab secara daring dan didampingi juga oleh Yustisia Kristiana dan Dr Theodosia C.Nathalia, tim sekretariat Indonesia Sustainable Tourism Certification (ISTC).

Mereka melakukan verifikasi mengecek kesiapan desa wisata Batulayang Bogor dalam sertifikasi tersebut.

Baca juga: Banten Targetkan 21 Juta Wisatawan Pada 2021

Selain itu, juga memantau kesiapan desa wisata menyambut kunjungan wisatawan.

Selain DeWi Batulayang Kabupaten Bogor, Daerah Istimewa Yogyakarta ada 3 (tiga) DeWi yang dilakukan penilaian, yaitu DeWi Pentingsari Sleman, DeWi Nglanggeran Gunung Kidul dan DeWi Jatimulyo

“Jawa Tengah terpilih empat desa wisata, yaitu DeWia Candirejo di Magelang, Dewi Karangrejo Magelang. DeWi Kandri Kota Semarang dan DeWi Lerep Kabupaten Semarang,” lanjutnya

Sementara itu, tambahnya, Provinsi Bali terpilih dua DeWi, yaitu DeWi Panglipuran, Kabupaten Bangli, DeWi Pemuteran Kabupaten Buleleng.

Sementara itu Jawa Timur ada dua DeWi yaitu DeWi Pujon Kidul Kabupaten Malang dan DeWi Osing Kemiren Kabupaten Banyuwangi.

"DeWi yang lain adalah DeWi Liang Ndara di Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Selebihnya di Nusa Tenggara Barat (NTB), DeWi Bilibante Kabupaten Lombok Tengah, Kembang Kuning Kabupaten Lombok Timur dan Sesaot Kabupaten Lombok Barat," pungkasnya

Baca juga: Pantai Ketapang, Destinasi Wisata di Banten yang Punya Keanekaragaman Hayati Laut

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di Universitas Sam Ratulangi, Winda M Mingkid, mengatakan Asesmen Lapangan Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan ini dilakukan dengan melakukan kunjungan ke lapangan untuk melihat potensi yang dimiliki Desa Wisata ini.

"Asesmen dilakukan sebagai re-aktivasi dan pemulihan sektor wisata setelah lebih dari enam bulan aktifitas wisata tertutup karena pandemi Covid-19," ujarnya yang
melakukan proses asesmen di DeWi Batulayang secara daring.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved