Gunung Merapi Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1,5 Km, BPPTKG Yogyakarta: Bukan Lava
Gempa embusan terjadi 21 kali dengan amplitudo antara 2-8 mm dan durasi 11 detik sampai 16 detik
TRIBUNBANTEN.COM - Pada Minggu (3/1/2021) pukul 00.00-06.00 pantauan angin bertiup lemah, sedang, hingga kencang ke arah timur dan tenggara.
Suhu udara 17-21 °C, kelembaban udara 66-95 %, dan tekanan udara 569-687 mmHg.
Aktivitas Gunung Merapi terpantau telah terjadi guguran material vulkanik dengan jarak luncur 1,5 kilometer pada pantauan Minggu.
Baca juga: Sejumlah Gunung Api di Indonesia Naik Status Jadi Waspada dan Siaga, Bagaimana dengan Anak Krakatau?
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Berstatus Waspada, Wisatawan Dilarang Mendekat Dalam Radius 2 Kilometer
Secara visul gunung berkabut antara 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III sehingga asap kawah tidak teramati.
Selama periode pengamatan ini terjadi satu kalu guguran material dengan jarak luncur 1,5 kilometer mengarah ke Kali Lamat.
Teramati guguran satu kali arah ke Kali Lamat dengan jarak luncur 1.500 meter (1,5 kilometer) pukul 05.54 WIB. Kemudian terpantau juga suara guguran satu kali intensitas sedang dari Babadan.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan aktivitas kegempaan hari ini terpantau guguran terjadi 18 kali.
Dengan amplitudo 4-61 mm dan durasi antara 16-151 detik.
"Gempa embusan terjadi 21 kali dengan amplitudo antara 2-8 mm dan durasi 11 detik sampai 16 detik," katanya melalui keterangan resmi laporan harian aktivitas Gunung Merapi.
Untuk gempa fase banyak terjadi 94 kali dengan durasi antara 5 sampai 9 detik dan gempa vulkanik dangkal terjadi 19 kali dengan durasi antara 13 detik hingga 32 detik.
Pada periode pengamatan antara Sabtu (2/1/2021) pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, cuaca Merapi cenderung berawan, angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur.

Suhu udara 14-22 °C, kelembaban udara 68-93 %, dan tekanan udara 567-687 mmHg.
"Gunung terlihat jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Suara guguran empat kali intensitas lemah hingga sedang dari Babadan,” ucap Hanik.
BPPTKG Yogyakarta memastikan tidak ada muntahan lava yang terjadi di Merapi sejak statusnya dinaikkan menjadi Siaga pada 5 November 2020.
Adapun guguran yang terjadi beberapa kali, bukanlah guguran lava, tetapi merupakan material vulkanik sisa erupsi sebelumnya.