News
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris yang Berprofesi Sebagai Ojek Online
Lebih kurang dua jam, Tim Gegana Brimob Polda Sulsel menggeledah rumah Saiful alias Dg Ipul, di Jl Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Kamis (7
TRIBUNBANTEN.COM - Lebih kurang dua jam, Tim Gegana Brimob Polda Sulsel menggeledah rumah Saiful alias Dg Ipul, di Jl Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Kamis (7/1/2021) sore.
Dilansir dari TribunMakassar.com, Saiful alias Dg Ipul merupakan terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88, Rabu kemarin, bersama 19 lainnya.
Hal itu terkuak dari keterangan warga dan data nama terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang dirilis Polda Sulsel, siang tadi.
Baca juga: Sakit Hati Jadi Alasan Pria Ini Nekat Memperkosa dan Ancam Korban dengan Pisau
Baca juga: Polisi Meringkus Dua Tersangka Penjual Judi Online Beromzet 1,2 Juta Per Hari
Dari 20 nama yang dibeberkan, terdapat nama Saiful alias Dg Ipul.
Sementara dari keterangan warga sekitar, Saiful alias Dg Ipul ditangkap Rabu kemarin sekitar pukul 06.00 Wita.
"Kemarin ditangkap itu Ipul, ada dua mobil datang, tapi pakaian biasa. Sekitar jam 6 pagi mereka datang jemput," kata seorang warga yang enggan disebut namanya dkutip dari TribunMakassar.com.
Sepengetahuan dia, keseharian Ipul bekerja sebagai driver ojek online.
Ia kerap berbaur dan bergaul dengan warga sekitar rumah yang dikontraknya setahun terkahir.
"Baik orangnya, sering ngumpul di sini sambil nunggu orderan ojolnya," ujarnya.
Dari penggeledahan yang dilakukan Tim Gegana, diamankan barang bukti berupa buku dan ponsel dalam rumah berlantai tiga itu.
Baca juga: Breaking News! Pecah Rekor Covid-19, Tambah 9.321 Kasus, Total 797.723 per 7 Januari
Baca juga: 7 Siswi SMP Berhasil Diamankan Polisi Atas Tindakan Penganiayaan Kepada Satu Orang Gadis
Hal itu diungkapkan ketua Rukun Tetangga (RT) setempat, Hajrah, ditemui seusai penggeledahan oleh Tim Gegana.
"Tidak ada (orang yang diamankan), cuman buku-buku sama hape (ponsel) satu," kata Hajrah yang turut menyaksikan penggeledahan itu.
Ipul kata Hajrah, tinggal bersama istri, orangtua dan keluarga lainnya.
Ada kurang lebih tujuh hingga delapan orang yang mendiami rumah berlantai tiga yang dikontrak setahun belakangan.
Namun, Hajrah mengaku tidak mengetahui persis nama-nama penghuni di dalam rumah tersebut.