Virus Corona
Tetua Adat Masyarakat Baduy Ungkap Rahasia Tak Ada Warganya yang Terpapar Covid-19
Selain itu, warga Baduy yang sudah di dalam wilayah Desa Kanekes dilarang untuk bepergian.
TRIBUNBANTEN.COM - Warga Baduy yang ada di perantauan diperintahkan untuk langsung pulang begitu kasus Covid-19 tercatat pertama kali di Indonesia pada Maret 2020.
Hal itu dalam rangka mengantisipasi penyebaran virus corona.
"Semua pulang, dari Jakarta, Tangerang, dan Bandung," kata Tetua Adat Masyarakat Baduy Jaro Saija kepada Kompas.com lewat telepon, Jumat (22/1/2021).
Baca juga: Desa Adat Baduy, Surganya Durian Terbaik di Banten
Baca juga: Kasus Pemalsuan Madu Khas Baduy, Tersangka Segera Disidangkan di Pengadilan Negeri Rangkasbitung
Selain itu, warga Baduy yang sudah di dalam wilayah Desa Kanekes dilarang untuk bepergian.
Sudah hampir satu tahun pandemi Covid-19 di Indonesia.
Namun, tidak ada satu pun warga Suku Baduy di pedalaman Provinsi Banten yang terkonfirmasi positif.
Padahal, di Kabupaten Lebak, hingga Kamis (21/1/2021), jumlah kasus sudah mencapai 1.179 yang tersebar di 28 kecamatan.
"Tidak ada, tidak ada sama sekali, masih nihil," kata Jaro yang juga sebagai Kepala Desa Kanekes.
Saija mengatakan, nol kasus di Baduy merupakan hasil dari segala upaya yang sudah dilakukan oleh pihaknya untuk mencegah Covid-19 masuk ke dalam wilayahnya.
Kata dia, sejak corona tercatat pertama kali di Indonesia pada Maret tahun lalu, pihaknya sudah mengantisipasi dengan cepat.
Yaitu dengan memanggil warga Baduy untuk pulang dan melarang bepergian bagi yang sudah di dalam.
Sebagai kawasan adat yang kerap dikunjungi wisatawan, Baduy juga membatasi kunjungan selama pandemi Covid-19.
Mereka yang datang ke Baduy, kata Saija, harus mengikuti protokol kesehatan.
Warga Baduy juga diwajibkan untuk selalu mengenakan masker.
Baca juga: Ruang Rawat Pasien Covid-19 di Tangerang Hampir Penuh, Mayoritas dari Luar Daerah
Upaya lain untuk menangkal Covid-19 juga dilakukan dengan cara tradisional.