Virus Corona
Mutasi Virus Corona Baru B117 dan N439K Terdeteksi, Mana yang Lebih Ganas? Berikut Penjelasannya
Adanya mutasi virus corona B.1.1.7 dan N439K yang terdeteksi membuat masyarakat semakin khawatir.
TRIBUNBANTEN.COM - Adanya mutasi virus corona B.1.1.7 dan N439K yang terdeteksi membuat masyarakat semakin khawatir.
Melansir TribunnewsBogor.com, berdasarkan kajian para ilmuwan sejauh ini, varian baru B.1.17 yang pertama kali diketahui di Inggris ini lebih cepat menular.
Selain itu bahkan, sebuah studi menunjukkan bahwa varian ini lebih mematikan.
Saat pertama kali teridentifikasi pada akhir tahun 2020, varian B.1.1.7 ini membuat pemerintah setempat menerapkan lockdown kota London, guna mencegah penyebaran mutasi virus corona baru tersebut.
Namun, strain baru dari virus corona SARS-CoV-2 asal Inggris mengalami mutasi yang membuatnya menjadi lebih menular dari strain aslinya.
Dilansir dari Reuters, Kamis (11/3/2021), studi baru menemukan 30 persen dan 100 persen dari varian virus corona B.1.1.7 Inggris lebih mematikan daripada varian dominan sebelumnya.
Dalam sebuah studi, peneliti membandingkan tingkat kematian di antara orang-orang di Inggris yang terinfeksi oleh varian baru SARS-CoV-2, B.1.1.7, terhadap pasien Covid-19 yang terinfeksi varian lain dari virus corona penyebab Covid-19.
Baca juga: Waspada! Ada 5 Gejala Covid-19 Baru, Berikut Ini Ciri-cirinya dan Jangan Sampai Lengah
Baca juga: Apa Itu Mutasi Baru Virus Corona N439K? Benarkah Lebih Pintar dari B117? Ini Penjelasan Lengkapnya
Para ilmuwan mengatakan, bahwa ternyata varian virus corona Inggris, B.1.1.7 menunjukkan angka kematian yang secara signifikan lebih tinggi.
Sementara itu, varian baru berikutnya yang juga mengkhawatirkan masyarakat Indonesia adalah N439K yang pertama kali ditemukan di Skotlandia.
Kendati varian baru N439K ini belum disebutkan lebih mematikan seperti varian B.1.1.7, hal yang mengkawatirkan para ilmuwan adalah varian N439K mudah menular dan bisa lolos atau kebal dari antibodi vaksin.
Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo, mengatakan bahwa varian baru virus corona N439K relatif lebih mudah menular dan ada kemungkinan bisa lolos (kebal) dari antibodi vaksin Covid-19 yang ada saat ini.
"Ada kemungkinan varian ini (N439K) bisa lolos dari sebagian antibodi paska vaksin, maka pemerintah perlu perkuat kontak telusur yaitu T kedua (tracing) dari 3T," kata Ahmad kepada Kompas.com, Jumat (12/3/2021).
Mutasi N439K untuk pertama kali terdeteksi di Skotlandia pada Maret 2020 dan sejak itu, garis keturunan kedua (B.1.258) telah muncul secara independen di negara-negara Eropa lainnya.
Di mana pada Januari 2021, terdeteksi di lebih dari 30 negara di seluruh dunia.
Varian virus corona N439K dianggap lebih pintar dari virus corona yang ada sebelumnya.
