Sederet FAKTA Dendam Kesumat Kuli Bangunan ke WNA Jerman & Istri di BSD, Jejak Kaki di Stager
Stager berbahan kayu itu sebelumnya dibuat dan digunakan pelaku saat masih bekerja di rumah korban.
TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG SELATAN - Warga Perumahan Griya Loka 2, BSD, Tangerang Selatan, geger setelah pasangan suami istri (pasutri) Kurt Emil Nonnenmacher alias KEN (80) asal Jerman dan Naomi Simanungkalit alias NS (52), ditemukan tewas mengenaskan dengan luka bacokan senjata tajam di rumahnya pada Sabtu (13/3/2021) dini hari.
Kedua korban pertama kali ditemukan asisten rumah tangganya yang biasa disapa Bibi.
Bahkan, Bibi sempat memergoki ditegur pelaku sesaat pasutri itu dihabisi.
Pelaku Bekas Kuli Bangunan di Rumah Korban
Dari keterangan Bibi dan rekaman kamera pengawas CCTV di rumah, akhirnya pelaku teridentifikasi oleh petugas Polres Tangerang Selatan.
Pelaku adalah Wahyuapriansyah (22), seorang kuli bangunan yang beberapa hari sebelumnya bekerja di rumah pasutri tersebut.
Baca juga: Pasutri WNA dan WNI di BSD Didatangi Tamu Sebelum Ditemukan Tewas, Pelaku Teridentifikasi dari CCTV
Tak sampai 24 jam, pelaku pembunuhan terhadap pasutri itu berhasil ditangkap petugas di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Dendam Dihina dan Diperlakukan Kasar

Wahyuapriansyah sempat bekerja untuk merenovasi rumah korban sejak 22 Februari 2021 dan diberhentikan pada 8 Maret 2021.
Dia merasa sakit hati dan dendam karena sering dihina dan diperlakukan secara kasar oleh kedua korban selama bekerja.
“Motif pelaku sering dikatai-katai dengan kata-kata kotor dan perbuatan-perbuatan yang menurut pelaku sangat menghina dirinya,” kata Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Imanuddin di Mapolres Tangerang Kota, Banten pada Minggu (14/3/2021).
Berdasarkan pengakuan pelaku, ia sering ditunjuk-tunjuk oleh NS dengan menggunakan kaki.
Sementara itu, Wahyuapriansyah sempat ditampar sebanyak dua kali oleh KEN.
Baca juga: WNA Asal Jerman dan Istri Ditemukan Tewas di BSD, Ada Luka Bacok di Leher dan Kapak Tertinggal
“Jadi ada mungkin ada kesalahan-kesalahan saat pelaku ini mengerjakan rumah karena sedang perbaikan rumah. Kemudian ada kata-kata yang menyinggung atau menyakiti pelaku sehingga pelaku merasa dendam,” ujar Iman.
Atas perlakuan itu, Wahyuapriansyah kemudian merencanakan pembunuhan KEN dan NS.