Kisah Pilu Guru Honorer di Pelosok Pandeglang dan Asa di Balik Gaji Rp12.500 Per Hari

"Kadang saya dapat uang kadang tidak. Kalau semampunya sekolah itu Rp 12.500 per hari. Itu juga kalau hadir, kalau tidak hadir tidak dibayar," tuturny

Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
TribunBanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan
Seorang guru honorer bernama Dedi Mulyadi (39) saat ditemui TribunnBanten.com di kediamannya di Kampung Baru, Desa Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Rabu (31/1/2021). Selama 14 tahun menjadi guru honorer di SD di wilayahnya, Dedi digaji Rp12 ribu per hari. 

Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan

TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - "Tujuan saya hanya ingin mencerahkan dan melihat anak-anak dapat mengenyam dunia pendidikan, sekalipun di daerah pelosok."

Begitu ucapan yang keluar dari seorang guru honorer bernama Dedi Mulyadi (39) saat ditemui TribunBanten.com di rumahnya di pelosok Kabupaten Pandeglang, tepatnya di Kampung Baru RT 02/02, Desa Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi, Rabu (30/3/2021).

Sebelumnya, kisah guru honorer itu sempat viral hingga diundang oleh mantan Bupati Purwakarta sekalilgus anggota DPR RI, Dedi Mulyadi, ke kediamannya.

TribunBanten.com mengunjungi Dedi Mulyadi di kediamannya di Kampung Baru, Desa Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang.

Butuh waktu sekitar 4 jam dengan sepeda motor dari pusat Pandeglang untuk menuju ke rumah sederhana Dedi Mulyadi.

Seorang guru honorer bernama Dedi Mulyadi (39) di Kampung Baru, Desa Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, selama 14 tahun digaji Rp12.500 per hari.
Seorang guru honorer bernama Dedi Mulyadi (39) di Kampung Baru, Desa Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, selama 14 tahun digaji Rp12.500 per hari. (Facebook)

Akses menuju daerah tersebut terbilang sulit karena harus melewati jalan yang rusak dan banyak kubangan air.

Ada juga bebatuan di sepanjang jalan desa serta terbilang terjal dan licin jika dilalui sepeda motor.

Rumah Dedi sudah berdinding semen, namun tanpa cat dinding.

Baca juga: Kisah Inspiratif Pasutri yang Dirikan Sekolah di Daerah Pelosok: Minta Dibayar dengan Sampah

Baca juga: Kisah Pilu Keluarga di Pandeglang Hidup di Gubuk Dalam Hutan, Butuh 3 Jam Jalan Kaki di Jalan Rusak

Baca juga: Guru Honorer di Pandeglang Ini Dibayar Rp 12.500 Sekali Mengajar, Diajak Anggota DPR ke Jakarta

Dengan ramah, Dedi bersama istri dan seorang anaknya, Bagas (7), menyambut ramah kedatangan awak TribunBanten.com.

Dedi mengungkapkan, rumah yang ditempati keluarganya ini bukan miliknya, melainkan milik orang tuanya.

Tak ada perabotan mewah di dalam rumah Dedi. Untuk memasak makanan dan air saja, keluarga itu hanya mengandalkan tungku.

Dedi menceritakan, dirinya sebagai guru honnorer mengajar di SDN Pasirlancar 2 sejak 2007.

Ia merupakan lulusan STKIP Babunnajah Pandeglang jurusan Pendidikan Agama Islam.

Namun, sejak 2017, ia menjadi relawan guru honorer di SDN Pasirlancar 2 karena mengetahui adanya kekurangan guru PNS di sekolah itu.

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved