Dedi Mulyadi Sambangi Nuraida, Pelajar yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot di Pandeglang
Aida mengatakan, bantuan terus berdatangan kepadanya dalam beberapa hari terakhir ini setelah kisah hidupnya diberitakan di media massa dan viral
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Kisah hidup Siti Nuraida, 16 tahun, pelajar kelas 1 SMK yang hidup sebatang kara sejak kecil di sebuah gubuk reyot di Pandeglang dan viral di media sosial, menggugah hati sejumlah pihak untuk memberi bantuan.
Sabtu (10/4/2021) malam, Aida,-sapaan Nuraida, kedatangan tamu tak diduga di rumahnya di Kampung Cimanggu RT 02/01, Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Tamu tersebut adalah anggota DPR RI sekaligus mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.
Selain berbincang tentang perjalanan hidupnya, Aida mendapat bantuan sembako dan sejumlah uang dari anggota Dewan pemilik channel YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL tersebut.
"Ya, kemarin Pak Dedi datang malam-malam sekali. Kemudian menanyakan alamat tinggal saya dan kebetulan tetangga saya langsung menunjukkan rumah uwak saya," ujar Aida saat ditemui TribunBanten.com di kediamannya, Pandeglang, Senin (12/4/2021).
Baca juga: VIRAL Kisah Istri Polisi Menjadi Pemulung Setelah Suami Pensiun, Besarkan 7 Anak
Baca juga: Gugat Orang Tua Rp 3 Miliar, Deden Bersujud di Kaki Kakek Koswara dan Menyesali Perbuatannya

Aida menuturkan, Dedi Mulyadi memberikan bantuan sembako berupa beras, mie instan, dan lainnya.
Bantuan sembako itu untuk dirinya dan keponakan, Aisyah (8), anak kakak perempuannya, yang dititipkan kepadanya.
"Selain sembako juga ada uang yang diamplopkan senilai Rp 1,5 Juta kepada saya. Uang itu nantinya akan saya gunakan untuk memperbaiki rumah juga, takutnya kurang," terangnya.

Aida mengatakan, bantuan terus berdatangan kepadanya dalam beberapa hari terakhir ini setelah kisah hidupnya diberitakan di media massa dan viral di media sosial.
Seperti diberitakan TribunBanten.com sebelumnya, Aida tinggal sebatang kara di sebuh gubuk reyot berukuran 6x8 meter persegi peninggalan neneknya sejak usia 3 tahun.
Baca juga: Gara-gara Pakaian, Seorang Anak Polisikan Ibu Kandung hingga Dipenjara
Seorang Aida harus menerima kenyataan hidup sebatang kara setelah ibundanya meninggal dunia pada 2005 dan tak lama kemudian ayahnya pergi meninggalkannya karena menikah lagi.
Sejak kecil hingga kini kelas 1 SMK, seorang Aida hidup mandiri di rumah reyot tersebut.

Ia hanya mendapat kasih sayang dari kakak perempuan dan saudaranya yang juga tinggal dekat rumahnya.
Bahkan, Aida sudah hidup mandiri total setelah kakak perempuannya menikah dan tinggal bersama suami di wilayah lain.
Baca juga: Kisah Nuraida Pelajar Pandeglang Tinggal Sendiri di Gubuk Reyot, Ditinggal Ayah Ibu Sejak Balita