Ibu Hamil Ditandu Sarung Karena Jalan Rusak, Bupati Tunggu Covid-19 Hilang Infrastruktur Dibangun
Pemkab Pandeglang sebenarnya telah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan pada 2020.
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Kejadian ibu hamil ditandu pakai sarung saat akan melahirkan gara-gara jalan rusak kembali terjadi.
Kali ini dirasakan Nina Karlina (25) di Kampung Lebak Jeruk, Desa Pasir Lancar, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang. Kisah Nina saat hendak melahirkan itu pun virla di media sosial.
Lalu, bagaimana tanggapan Bupati Pandeglang Irna Narulita atas kejadian di wilayahnya ini?
Irna mengakui banyak jalan rusak terjadi di sejumlah desa dan kecamatan di wilayahnya.
Baca juga: Curhat Ibu Hamil di Pandeglang Ditandu Sarung Saat akan Melahirkan: Cemas Tapi Tak Ada Pilihan
Menurutnya, perbaikan maupun pembangunan inrastruktur jalan secara maksimal baru dapat dilakukan jika sudah tidak ada pandemi Covid-19.

Sebab, pandami Covid-19 mempengaruhi pengalokasian pembangunan infrastruktur jalan dalam anggaran pemerintah daerah, termasuk APBD Kabupaten Pandeglang.
"Nah makanya, kalau kita ingin membangun infrastruktur ini kembali dengan cepat, maka pandemi ini harus segera berakhir," ujar Irna di Kantor Bupati Pandeglang, Rabu (28/4/2021).
Baca juga: Jalan Rusak Berat, Ibu Hamil di Pandeglang yang Akan Melahirkan Terpaksa Ditandu Menuju Puskesmas
Pemkab Pandeglang sebenarnya telah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan pada 2020.
Namun, anggaran tersebut dialihkan atau rescofusing untuk penanganan Covid-19 dan dampaknya.
Meski begitu, Irna berjanji segera melakukan percepatan pembangunan di tingkat desa agar masyarakat tidak mengalami kesulitan melakukan aktivitas ekonomi, kesehatan dan lainnya.
"Jadi, saya menggunakan anggaran yang ada saja untuk saat ini. Kalau dulu bisa mencapai Rp 600 miliar, sekarang tidak sampai setengahnya, hanya Rp 150 miliar," tutur Irna Narulita yang baru dilantik sebagai Bupati Pandeglang untuk periode kedua itu.

Baru-baru ini seorang ibu di RT 03/03 Kampung Lebak Jeruk, Desa Pasir Lancar, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten, viral karena dibopong ke puskesmas saat hendak melahirkan.
Kejadian itu terjadi pada 20 April 2021 sekitar pukul 09.00.
Ibu muda bernama Nina Karlina (25) ditandu menggunakan bambu dan sarung karena akses jalan di desanya rusak berat dan tidak dapat dilalui kendaraan.
Ada Ratusan Kilometer Jalan Rusak di Pandeglang
Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Pandeglang Rahmat Zultika mengatakan beberapa jalan di Kabupaten Pandeglang yang masih dalam keadaan rusak.
"Sekitar 295 km dari 723,03 km jalan kewenangan kabupaten," ujarnya saat dihubungi, Selasa (27/4/2021).
Rahmat mengakui jalan itu rusak parah karena belum bisa diperbaiki sebagai dampak refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.
Kendati begitu, pihaknya pun saat ini telah menganggarkan perbaikan dan pemeliharaan untuk jalan yang mengalami rusak parah tersebut.
Pada tahun ini Dinas PUPR Kabupaten Pandeglang menganggarkan Rp 35.316.048.000.
"Dengan target peningkatan jalan kabupaten sepanjang 12,06 km," ujarnya.
Jalan Berlumpur

Lina Karlina terpaksa harus ditandu karena jalan rusak.
Lina harus ditandu sejauh 4 kilometer menuju puskesmas karena hendak melahirkan.
Jefri (50), seorang warga Kampung Lebak Jeruk, Desa Pasir Lancar, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, bercerita bersama warga lainnya harus berjalan sambil membopong Lina Karlina sejauh empat kilometer.
Pria berusia 50 tahun ini mendapat kabar terdapat ibu muda yang hendak melahirkan akan tetapi membutuhkan perjalanan sejauh empat km untuk mencapai Puskesmas Sindangresmi.
Mendengar kabar itu, ia bergegas untuk menuju rumah tetangganya tersebut untuk membawanya ke puskesmas.
Selain jalan rusak, kondisi cuaca pun sedang hujan lebat membuat jarak pandang terbatas dan jalan setapak yang berada di desa tersebut sulit dilalui.
Baca juga: Istri Usai Lahiran Ditandu Sarung Lewati Jalan Rusak Nan Curam, Bayi Digendong, Suami Waswas Jatuh
Tanah merah yang berlumpur dikelilingi pepohonan lebat di kanan kirinya membuat perjalanan mereka sangat sulit.
Jefri ditemani oleh rekannya, Ucup yang ikut membopong ibu hamil dengan menggunakan bambu dan sarung.
"Selain itu jalan yang banyak lubangnya dan berlumpur serta batu yang licin menjadi rintangan tersendiri bagi kami," katanya saat ditemui TribunBanten.com, Selasa (27/4/2021).
Jefri melanjutkan, pada 2 tahun lalu ia juga sempat membopong anaknya sendiri yang hendak melahirkan.
"Saya cuma tidak ingin ada ibu yang sedang melahirkan tiba-tiba keguguran atau gagal bersalin lantaran menunggu pihak desa datang kesini dan jalanan bagus," tegasnya.
Ia menjelaskan, sejak tahun 1945 jalan setapak desa tersebut tidak pernah tersentuh pembangunan jalan.
Hal ini membuat dirinya resah dan takut apabila terdapat seorang ibu yang ingin melahirkan.
Bahkan menurut orang yang spesialis menandu tersebut terdapat 7 ibu lagi yang akan melahirkan pada bulan depan dan dua bulan lagi.
"Saya sering menandu dan itu rasanya sangat berat sekali juga kita harus hati-hati juga membawa mereka. Ya untuk bulan depan saja ada lagi ibu yang melahirkan dan bulan depannya juga sama," tegasnya.
Ia pun berharap agar pemerintah tidak menutup mata dengan infrastruktur.
Karena menurutnya yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah infrastruktur dan jalan yang dapat dilalui oleh masyarakat kecil.