Cerita Para Petugas Pos Penyekatan di Cilegon: Dua Kali Lebaran Hanya Bisa Video Call ke Keluarga

Tidak hanya warga yang menahan rindu berkumpul dan lebaran bersama keluarga besar di kampung halaman.

Penulis: Khairul Maarif | Editor: Abdul Qodir
TribunBanten.com/Khairul Ma'arif
Pos Penyekatan Gerem di Pulomerak, Cilegon 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Khairul Ma'arif

TRIBUNBANTEN.COM, CILEGON - Tidak hanya warga yang menahan rindu berkumpul dan lebaran bersama keluarga besar di kampung halaman.

Rasa yang sama dialami oleh para petugas yang melakukan penyekatan di sejumlah pos pengamanan menyusul adanya larangan mudik.

Di antaranya mereka yang bertugas di pos penyekatan Pertigaan Gerem, Jalan Raya Merak Kelurahan Gerem, Kecamatan Gerogol, Kota Cilegon.

Pos penyekatan Pertigaan Gerem merupakan salah satu akses pemudik menuju Pelabuhan Merak untuk menyebarang ke Pulau Sumatera.

Kapolsek Pulomerak, Kompol Akbar Baskoro menceritakan rasasuka yang dialaminya saat melaksanakan tugas penyekatan ini adalah membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dan hal itu merupakan bentuk pengabdian kepolisian kepada masyarakat.  

Baca juga: Baru Dapat Sedikit, Polisi Antisipasi Serangan Pemudik Malam Hari di Pertigaan Gerem Cilegon

"Dukanya manakala kita sudah bekerja untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, namun masih ada masyarakat yang belum sadar dengan tetap nekat melaksanakan mudik," ujar Akbar kepada TribunBanten.com di pos penyekatan Pertigaan Gerem, Senin (10/5/2021).

Kapolsek Pulomerak, Kompol Akbar Baskoro
Kapolsek Pulomerak, Kompol Akbar Baskoro (TribunBanten.com/Khairul Ma'arif)

Akbar mengungkapkan, dirinya hampir tidak pernah pulang kampung saat Idul Fitri sejak menjadi polisi. Pun pada saat larangan mudik dua tahun terakhir ini.

Bukan karena tidak mempunyai kampung halaman, melainkan karena tuntutan tugas dan profesionalitas sebagai anggota Polri.

"Video call dong jika sudah kangen berat sama keluarga. Sarana komunikasi sekarang sudah maju, itu bisa kita manfaatkan," ujar polisi asal Jawa Timur itu.

Akbar mengaku hanya bisa bersilaturahmi denga istri, anak dan orang tua melalui video call saat hari Idul Fitri.

"Ya karena kerja enggak bawa anak istri, jadi video call sama anak istri," tuturnya.

Baca juga: Viral Keluarga Mudik Jalan Kaki Gombong-Bandung, Ternyata Cuma Modus dan Setahun Keliling Pulau Jawa

Ia pun berharap masyarakat dapat memahami kondisi pandemi Covid-19 saat ini sehingga diperlukannya larangan mudik.

Dan larangan mudik itu tidak hanya diberlakukan kepada warga, melainkan kepada seluruh anggota Polri.

"Kami yang menjaga juga tidak mudik, karena kami ini sebagai pelaksana," ujarnya.

Di pos pengamanan Pertigaan Gerem juga ada petugas lainnya yang tidak mudik selama dua Idul Fitri terakhir, yakni Aiptu Maryudi.

Padahal, ia selalu menyempatkan menengok keluarga di kampung halamannya di Madiun, Jawa Timur, sebelum adanya larangan mudik. Namun, pada Idul Fitri dua tahun terakhir dia tidak bisa melakukan itu.

"Sudah dua tahun ini, enggak mudik di Cilegon saja," ujarnya.

Aiptu Maryudi dan rekannya dari kesatuan Propam tersebut menceritakan sempat mengajukan cuti mudik pada Lebaran tahun lalu.

Baca juga: DMI Kota Serang Imbau Salat Idul Fitri Dilaksanakan dengan Prokes dan Tak Ganggu Umat Lain

Namun, hal itu tidak bisa direalisasikan menyusul diberlakukannya mengingat adanya larangan mudik pada Lebaran tahun lalu. Dan hal itu kembali terjadi pada Lebaran kali ini.

"(Lebaran tahun lalu) sudah ngambil cuti buat siap-siap mudik, eh malah dibatalin cutinya dari Mabes, enggak boleh ambil cuti. Harus diterima dan dilaksanakan," ujarnya.

 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved