Hari Ini Tradisi Ratusan Tahun Seba Baduy Digelar Berbeda di Lebak, Ini Bocorannya
Tak hanya menyerahkan hasil bumi, Seba Baduy sesungguhnya meliputi rangkaian tradisi yang panjang. Awalnya, Urang Kanekes akan menjalani ritual Kawalu
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Abdul Qodir
Mengenal Seba Baduy, Tradisi Ratusan Tahun Masyarakat Baduy Syukuri Hasil Bumi

Hingga kini, masyarakat Baduy atau yang biasa disebut Urang Kanekes, masih memegang teguh adat leluhur, salah satunya tradisi menyerahkan hasil bumi atau Seba Baduy.
“Seba berarti seserahan. Seba Baduy menjadi ungkapan rasa syukur dan media komunikasi dengan pemerintah,” kata Kepala Dinas Pariwisata Banten Eneng Nurcahyati dalam keterangan tertulis, Selasa (11/2/2020).
Hasil bumi seperti padi, gula aren, pisang, sayuran, dan palawija akan dibawa saat long march sepanjang ratusan kilometer.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Rizki Handayani mengatakan, tradisi Seba Baduy merupakan salah satu event besar.
Baca juga: Viral Masyarakat Adat Baduy Meminta Tolong Karena Hutan Terlarang Dirusak Penambang Emas Ilegal
“Wajar bila Seba Baduy selalu dibanjiri wisatawan. Mereka tertarik karena masyarakat Baduy tetap memegang tradisi, meski dunia mengalami modernisasi,” kata dia.
Jalannya ritual Seba Baduy Ritual Seba Baduy biasanya diikuti ribuan masyarakat Baduy Luar dan Baduy Dalam. Baduy Luar atau Baduy Pendamping, ditandai dengan pakaian hitam dan ikat kepala biru.
Sementara itu, Baduy Dalam atau Urang Jero memakai busana dan ikat kepala putih. Urang Jero bisa dijumpai di Kampung Cibio, Cikawartana, dan Cikeusik.
Tak hanya menyerahkan hasil bumi, Seba Baduy sesungguhnya meliputi rangkaian tradisi yang panjang. Awalnya, Urang Kanekes akan menjalani ritual Kawalu selama tiga bulan penuh.
Kawalu merupakan ritual yang dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil bumi. Namun, Kawalu tertutup bagi masyarakat umum.
Kawalu dibagi menjadi tiga sesi. Pada sesi ketiga, nuansa religi makin kental. Urang Kanekes berusia di atas 15 tahun wajib berpuasa.
Ritual berbukanya pun unik.
Baca juga: Tradisi Warga Pandeglang: Pukul Tongtrong Sebagai Tanda Kematian, Disimpan di Masjid Miftahul Huda
Sebelum makan dan minum, Urang Kanekes akan memakan daun sirih dan gambir. Ritual pun diakhiri dengan Ngalaksa atau aktivitas saling berkunjung.
Pada Ngalaksa, Urang Kanekes akan bersilaturahim dengan kerabat dan tetangga, sembari membawa hasil bumi.