Kadisdik: Ada 6.000 Siswa di Lebak Tidak Bisa Ikut Belajar Daring Karena Tak Punya HP
Pembelajaran secara tatap muka di sekolah di wilayah Kabupaten Lebak sendiri masih menunggu proses vaksinasi Covid-19 terhadap seluruh guru selesai.
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Kisah siswi Kelas VII SMPS Riyadul Fatonah, Ira Amelia (14) yang tidak mengikut belajar daring tiga bulan karena tidak memiliki ponsel atau handphone (HP) hingga depresi, viral hingga menjadi keprihatinan banyak pihak.
Namun, kejadian yang menimpa siswi asal Kampung Cikalung, Desa Muaradua, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten tersebut bukan lah kali pertama terjadi di Lebak.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Wawan Ruswandi menyebut saat ini ada 6000 siswa di Lebak yang bernasib sama seperti Ira Amelia, hingga tidak memiliki status yang jelas apakah masih bersekolah atau tidak.
Hal itu diketahui saat guru masing-masing mengunjungi dan mendata ke rumah siswa-siswa tersebut. Bahkan, sebagian besar dari siswa itu tidak berada di rumah.
Baca juga: Pelajar SMP di Lebak Depresi dan Mengurung Diri di Rumah Gegara Tak Punya HP untuk Belajar Online
"Kasus ira merupakan satu dari sekian banyaknya anak kita yang putus sekolah. Oleh karena itu telah memutuskan untuk meniadakan pembelajaran daring dan memulai secara tatap muka secara serentak," ujarnya saat dihubungi, Selasa (1/6/2021).
Menurut Wawan, tidak mungkin untuk memberikan bantuan HP kepada seluruh siswa yang tidak mengalami kendala tersebut.
Oleh karena itu, kembali belajar di sekolah menjadi solusi atas masalah tersebut.
Pembelajaran secara tatap muka di sekolah di wilayah Kabupaten Lebak sendiri masih menunggu proses vaksinasi Covid-19 terhadap seluruh guru selesai.
Baca juga: Siswi SMP di Lebak Depresi Tak Bisa Belajar Daring Karena Tak Punya HP, Ini Kata Pihak Sekolah
Baca juga: Suami Nganggur dan Pendapatan Rp20 Ribu Sehari, Yuheni Tak Bisa Beli HP Untuk Anaknya Belajar Daring
Namun, saat ini sebagian sekolah di wilayah Kecamatan Rangkasbitung telah memulai kegiatan pembelajaran tatap muka langsung.
"Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi ira-ira lainnya yang putus sekolah lantaran tidak memiliki handphone untuk menunjang proses pembelajaran. Akan tetapi itu tunggu vaksinasi selesai," ujarnya.