STM Dimulai Juli 2021, Bisnis Penjualan Seragam Sekolah di Serang Mulai Menggeliat

Jelang bergulirnya tahun ajaran baru 2021-2022, bisnis penjualan perlengkapan sekolah mulai menggeliat.

Penulis: Amanda Putri Kirana | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN/AMANDAPUTRIKIRANA
Ilustrasi pembeli sedang membeli seragam sekolah di toko 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Amanda Putri Kirana

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Jelang bergulirnya tahun ajaran baru 2021-2022, bisnis penjualan perlengkapan sekolah mulai menggeliat.

Berdasarkan pemantauan TribunBanten.com pada Minggu (6/6/2021) ini, Toko Tohaga di Pasar Royal, Kota Serang mulai dipadati pembeli.

Terlihat, sejumlah pembeli yang notabene orang tua murid sibuk memilih seragam sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA.

Beberapa dari mereka bahkan harus menunggu giliran untuk mendapatkan pelayanan dari karyawan toko.

Baca juga: Sebanyak 3.869 Siswa SD dan SMP di Lebak Tak Masuk Sekolah Saat Pandemi, 415 Siswa Pilih Menikah 

Baca juga: Dindikbud Lebak Catat 3.869 Siswa SMP Tak Aktif Sekolah, Pilih Update di Medsos Daripada Buat Tugas

Pemilik Tohaga, Rita Puspita Sari mengatakan, rencana pemerintah pusat menggelar pembelajaran secara tatap muka di sekolah membuat orang tua murid memburu pakaian sekolah.

Menurut dia, penjualan pakaian sekolah di tokonya naik sebesar 80 persen.

Meskipun, kata dia, secara keseluruhan omzet masih tergerus cukup besar akibat pandemi Covid-19.

“Jelang tahun ajaran 2021 ini sudah lebih baik, meski belum sama seperti sebelum pandemi,” ujar Rita kepada TribunBanten.com di tokonya, Jalan Sultan Agung Tirtayasa, Minggu (6/6/201).

Sebelumnya diberitakan Kemendikbud Ristek RI mewajibkan seluruh sekolah untuk menyelenggarakan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka mulai Juli 2021.

Menurut Rita, tahun ajaran baru merupakan momentum bagi para penjual pakaian sekolah untuk meraih keuntungan.

Para pembeli tidak hanya membeli pakaian sekolah, tetapi juga peralatan sekolah lainnya, seperti topi, dasi, sabuk, dan kaos kaki.

“Tetapi lebih banyak yang beli seragam. Kalau dulu ada sekitar puluhan pembeli per hari, 2020 turun 80 persen, sekarang berangsur membaik,” kata wanita 50 tahun ini.

Ilustrasi penjahit sedang menjahit seragam sekolah
Ilustrasi penjahit sedang menjahit seragam sekolah (TRIBUNBANTEN/AMANDAPUTRIKIRANA)

Sementara itu, Rita yang juga menjalankan usaha kovenksi seragam sekolah mengaku produksi seragam sekolah meningkat.

“Jadi seragam-seragam yang saya jual ini diproduksi sendiri, 2020 sempat lesu, sekarang pesanan sudah mulai banyak, beberapa sekolah di wilayah Banten juga kembali ngambil seragam untuk para siswanya dari kita,” ucap Rita.

Pada umumnya di setiap tahun ajaran baru, kata dia, harga seragam sekolah mengalami kenaikan. Namun, tidak berlaku untuk tahun ini.

“Biasanya tahun ajaran baru harga seragam naik, tapi tahun ini harga normal saja mulai dari Rp 87.000 sampai Rp 132.000,” ujarnya.

Senada Rita, pemilik toko perlatan sekolah Budi Jaya di Pasar Royal Wawan Setiawan mengatakan, pada tahun ajaran 2021 ini para orang tua mulai aktif mencari seragam untuk anaknya bersekolah.

Kata Wawan meski belum terlalu ramai, ada sekitar tujuh sampai delapan konsumen per harinya setelah ada kabar sekolah akan dilaksanakan luring pada Juli mendatang.

“Saat ini masih kebanyakan beli untuk anaknya yang bersekolah di pesantren,”

“Prediksi saya orang tua yang anaknya di sekolah negeri mulai meburu seragam di dua minggu hingga satu minggu jelang masuk tatap muka,” ucap Wawan.

Wawan bercerita pada tahu lalu omzetnya anjlok hingga 90 persen. Jelang tahun ajaran baru pun tokonya hanya didatangi beberapa orang.

Itu pun baru menanyakan harga seragam, belum melakukan pembelian.

Ia berharap pandemi corona segera berakhir sehingga usahanya kembali lancar seperti biasanya.

Baca juga: Siswi SMP di Lebak Depresi Tak Bisa Belajar Daring Karena Tak Punya HP, Ini Kata Pihak Sekolah

Baca juga: Dampak PJJ Banyak Pelajar Putus Sekolah, Nadiem Makarim Minta Pemda Gelar Pembelajaran Tatap Muka

“Sudah mending tahun ini meski belum stabil. Untuk ke depannya masih liat ketentuan pemerintah apa benar sekolah akan laring atau masih daring, ya kalau masih daring pasrah saja,” ujar Wawan.

Sarmuni, satu di antara orang tua murid yang membeli seragam sekolah untuk anaknya pada Minggu (6/6/201) mengatakan, membeli seragam dari jauh-jauh hari untuk mengantisipasi keramaian di akhir bulan.

“Anak saya baru mau masuk SMP di pondok pesantren. Sekolanya secara luring nanti, jadi beli sekarang aja takut ramai kalau mepet,” kata Suwarni.

Adapun seragam yang ia beli, yaitu tiga pasang kemerja putih beserta celana biru tua khas SMP beserta perlengkapan sekolah lainnya, seperti kaos kaki dan dasi.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved