Mahasiswa dan Warga Serang Kembali Demo Tolak Pembangunan Sodetan di Sungai Ciujung
Oleh karen itu, pihaknya meminta Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah harus segera turun untuk bisa menyelesaikan masalah ini
Penulis: desi purnamasari | Editor: Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Sejumlah mahasiswa, aktivis lingkungan hidup dan warga Serang Utara melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang Kantor Bupati Serang, Jalan Veteran Nomor 1, Kota Serang, Kamis (17/6/2021).
Massa menolak adanya pembangunan intek atau sodetan di Sungai Ciujung Lama, di Desa Puser, Kecamatan Tirtayasa.
Pantauan TribunBanten.com saat di lokasi, aksi dilakukan mulai dari pukul 10.35 WIB, beberapa perwakilan massa aksi terus berorasi menyampaikan penolakan atas
Dan orasi penolak tersebut sempat diisi dengan pertujukan teatrikal yang meceritakan Sungai Ciujung Lama yang tidak tercemar dan menjadi tempat anak-anak bermain air berubah menjadi kotor dan tercemar.
Baca juga: Proyek Tol Serang-Panimbang Terancam Molor Karena Pembebasan Lahan Milik Dua Perusahaan Negara
Perwakilan masa aksi Muhamad Muhajir mengatakan, normalisasi harus tetap di jalankan, namun untuk intek harus segera ditutup.
"Karena intek ini diawal tahun 2017 diperencanaan tidak ada pembuatan intek atau sodetan tersebut,"
"Ini yang kami anggap ada apa dan masyarakatpun pasti akan mengeluhkan dengan adanya pembangunan intek tersebut," ujarnya saat di lokasi.
Ia pun menuturkan pembangunan sodetan di Sungai Ciujung Lama nantinya akan menghubungkan antara dua aliran sungai antara sungai yang sudah tercemar oleh industri akan dialirkan ke sungai yang baru.
"Tuntutan kami sangat sederhanana, untuk normalisasi silakan dijalankan karena ini adalah harapan semua masyarakat bantara yang khususnya dipertanian," katanya.
Baca juga: Lahan Limbah 1 Hektare di Kragilan Serang Terbakar, Seketika Pemukiman Warga Terang Benderang
Disampaikannya, pembangunan sodetan itu akan membuat masyarakat kesulitan sumber air bersih untuk mengaliri persawahan.

Ia pun mengaku sudah melakukan upaya sebelumnya yang dilakukan sebelum bulan puasa.
"Kami sudah lakukan aksi di Balai Besar, dan memang adanya tanggapan dari pihak balai untuk tutup sementara," ujarnya.
Namun, kata dia, tiba-tiba pembangunan intek dilanjutkan kembali tanpa adanya sosialisasi setelah Lebaran.
"Berarti ini ada apa kalau bukan konspirasi yang sudah tersusun sistematik oleh korporasi," kata Muhajir.