Dilematisnya Iti Jayabaya Pilih Sekolah Tatap Muka atau Ancaman Anak Putus Sekolah

Namun, jika menerapkan pembelajaran secara luring atau tatap muka, ia pun khawatir terhadap kesehatan para siswa.

Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
TribunBanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya di Pendopo Bupati Lebak, Rangkasbitung, Selasa (22/6/2021). 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak tengah berada di antara pilihan sulit antara membuka kembali sekolah secara tatap muka atau tetap pembelajaran secara daring setelah melonjaknya kasus Covid-19 pasca-libur Lebaran.

Demikian disampaikan Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya saat ditemui di Pendopo Bupati Lebak, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (22/6/2021)

Iti mengaku khawatir dengan kelulusan para siswa jika tetap memberlakukan pembelajaran daring. Sebab, banyak wilayah di Lebak yang belum mendapat akses sinyal yang baik.

Namun, jika menerapkan pembelajaran secara luring atau tatap muka, ia pun khawatir terhadap kesehatan para siswa.

Apalagi, saat ini tingkat keterisian tempat tidur atau Bed OccupancyRate (BOR) pasien Covid-19 di rumah sakit di Lebak sudah mencapai 90 persen.

Baca juga: Bagaimana Nasib Belajar Tatap Muka di Tengah Melonjaknya Covid-19? Ini Kata Mendikbudristek

Baca juga: 461 Anak di Lebak Positif Covid-19, Bupati Iti Jayabaya Pertimbangkan Tunda Sekolah Tatap Muka

"Sebenarnya bagi saya ini sangat dilematis, karena dengan meniadakan PTM di Lebak maka angka putus sekolah kita langsung disorot tinggi. Dan apabila kita lakukan daring juga kan daerah kita masih blankspot," ujarnya.

Menurut Iti, angka putus sekolah di Lebak dikarenakan faktor blank spot dan kekurangan fasilitas.

Tercatat, terdapat 415 siswa di Lebak yang memilih menikah dari pada melanjutkan jenjang pendidikan setelah penerapan pembelajaran tatap muka atau online.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Tangerang, Sekolah Tatap Muka Batal Digelar

Sebagian besar dari mereka merasa bosan dengan siswa pembelajaran tersebut.

"Tak hanya itu, banyak juga anak-anak kita yang pergi ke luar kota untuk bekerja dan bahkan pergi menikah. Oleh sebab itu, saya juga jadi dilematis sekali untuk memutuskan ini," tuturnya.

Meski begitu, Iti meyakinkan Pemkab Lebak akan membuat keputusan yang terbaik untuk masyarakat, khususnya para siswa.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved