Virus Corona di Banten

RSUD Kota Serang Masih Punya Stok Oksigen, Tapi Alami Kelangkaan Tabung

Namun, kini pihak rumah sakit dan puskesmas harus datang sendiri ke pihak suplier agar bisa mendapatkan isi ulang tabung oksigen untuk pasien Covid-19

Penulis: mildaniati | Editor: Abdul Qodir
Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)
Warga mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (28/6/2021). Peningkatan kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta membuat permintaan isi ulang maupun pembelian tabung oksigen meningkat. 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Mildaniati

TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG - Ketersediaan oksigen di RSUD Kota Serang masih cukup. Namun, rumah sakit pemerintah daerah ini terkendala antrean isi ulang dan kekurangan tabung oksigen.

"Kondisi oksigen di Kota Serang sekarang masih ada, yang sulit itu tabungnya sama isi ulangnya yang antre," ujar Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Ahmad Hasanudin, usai mengikuti rapat zoom bersama Wali Kota Serang, Rabu (14/7/2021).

Ahmad menjelaskan, setiap satu orang pasien Covid-19 di RSUD Kota Serang, setidaknya membutuhkan tiga tabung oksigen.

Ia merincikan pemakaian oksigen di RSUD Kota Serang mulai 7 sampai 13 Juli 2021.

Pada 7 Juli, pemakaian oksigen cair sebanyak 630 liter ketersediaan 210, pemakaian 37 tabung ukuran 6 m3 dengan ketersediaan 45 tabung, pemakaian 6 tabung ukuran 1 m3 ketersediaan 3 tabung. Dari ketiganya, estimasi stok habis yaitu 1 tabung.

Baca juga: BREAKING NEWS: Makin Melambung, Dalam Sehari Tambah 54.517 Orang Positif Covid-19 

Sedangkan pada 13 Juli, pemakaian oksigen cair 420 Liter ketersediaan 210, pemakaian tabung ukuran 6 m3  yaitu 42 dan ketersediaan 23, pemakaian tabung ukuran 1 m3 sebanyak 6 dan ketersediaan 7, estimasi pemakaian oksigen cair sebanyak 1, tabung ukuran 1m ada 1.

Wali Kota Serang Syafrudin dan pejabat Dinas Kesehatan Kota Serang mengikuti rapat koordinasi penanganan Covid-19 dengan pemerintah pusat dipimpin Wakil Presiden RI Maruf Amin melalui zooming meeting di kantor Diskominfo Kota Serang, Rabu (14/7/2021). 
Wali Kota Serang Syafrudin dan pejabat Dinas Kesehatan Kota Serang mengikuti rapat koordinasi penanganan Covid-19 dengan pemerintah pusat dipimpin Wakil Presiden RI Maruf Amin melalui zooming meeting di kantor Diskominfo Kota Serang, Rabu (14/7/2021).  (Tribunbanten.com/Mildaniati)

Menurut Ahmad, rata-rata estimasi pemakain oksigen di rumah sakit di Kota Serang sebanyak 600 kilo oksigen per hari.

Oksigen didapatkan dari supplier PT Anugerah Gasindo Abadi dan PT Puma Buana Yudha.

Selain data kebutuhan oksigen, pihaknya juga mendata Alat Pelindung Diri (APD) di RSUD Kota Serang yang kini telah habis. APD itu berupa sarung tangan ginekologi gown, dan sepatu boot kosong.

Baca juga: Oksigen dan Obat Antivirus Langka, Pemkot Serang Berharap Bantuan dari Pemprov Banten

Selain APD, ada pula jumlah obat-obatan yang habis di antaranya yaitu vitamin C tablet ukuran 250 mg, vitamin E, zinc serbuk 10 mg, vitmain B 1 inj, actemra, focilizumab 20 mg, levofloxacion tablet 750 mg, deksametason inj 5 mg, ivig, human imunoglobulin 10%, imunoglobin IV inj 50 mg, N Asetin inhalasi, N Asetil sistein Granul, enoksaparin sodium inj 10.000, fondaprinux inj 2,5mg, antivirus dan protamine sulfat.

Selebihnya obat-obatan seperti Oseltamivir tablet ada 75 mg tersedia 3.300 pemakaian 60 selama 15 hari, vit C tablet 500 mg ada 1480 terpakai 80,  N Asetil sistein kap 200 mg tersedia 960 terpakai 60 selama 16 hari. Selebihnya obat-obatan jenis lain aman.

Ahmad menyebut kekurangan obat-obatan, APD, dan tabung oksigen itu telah disampaikan dalam rapat evaluasi dan akan ditindaklanjuti oleh Pemprov Banten dan pemerintah pusat.

Sementara itu, Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan kekurangannya stok oksigen dan obat-obatan untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit juga dikarenakan banyaknya warga yang membeli kedua komponen itu.

Baca juga: 378 Polisi di Banten Positif Covid-19, Wisma Dian Bhayangkara Disulap jadi Tempat Isoman

Warga membeli oksigen dan obat-obatan tersebut untuk membantu pasien Covid-19 yang dirawat maupun menjalani isolasi mandiri di rumah.

Sebelumnya, pihak suplier akan langsung datang membawa pesanan isi ulang oksigen begitu dihubungi pihak rumah sakit atau puskesmas.

Namun, kini pihak rumah sakit dan puskesmas harus datang sendiri ke pihak suplier agar bisa mendapatkan isi ulang tabung oksigen untuk pasien Covid-19.

Baca juga: Kakek Penjual Mainan Sedih Dagangannya Tak Laku Saat PPKM Darurat, Terkejut Saat Diborong Polisi

"Ada juga akses masyarakat untuk membeli oksigen yang kecil, besar, untuk yang dirawat di rumah, masyarakat mau beli sendiri enggak apa-apa," ujar Syafrudin.

Syafrudin berharap tidak terjadi lagi kelangkaan oksigen dan obat-oabatan untuk pasien Covid-19 setelah rapat evaluasi dengan kementrian ini yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden ini.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved