Kisah Pemuda Baduy Dirikan Komunitas Membaca, Kini Mampu Mengenyam Pendidikan di Perguruan Tinggi
Mulyono (27), pemuda asal Baduy Luar menjadi satu diantara segelintir urang Kanekes yang berhasil mendobrak budaya lama.
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Yudhi Maulana A
Mulyono mengatakan, bahwa ia melakukan pembelajaran di rumahnya yang hanya berdinding anyaman bambu dengan terdapat sebuah buku yang berjejer rapih berkat sumbangan teman-temannya saat datang ke Baduy.
Mul sendiri mulai tertarik dengan dunia pendidikan berkat membaca buku semasih sang ayah membuat komunitas baca untuk warga Baduy sendiri.
Pada waktu itu pula dirinya mulai sedikit demi sedikit tertarik dengan ilmu pendidikan dan mulai mengambil paket A di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang berada di Ciboleger.
"Dulu niatan saya bercita-cita ingin kuliah dan saya sempat berkeinginan untuk masuk UI pada waktu itu. Akhirnya saya mengejar paket A saya waktu itu saya hanya ingin merasakan bagaimana kuliah itu," terangnya.

Hingga akhirnya harapan untuk masuk UI pun gagal lantaran terkendala umur. Kendati begitu, dirinya tidak putus arah untuk menggaapai cita-citanya tersebut.
Ia tetap belajar dan membuka rumahnya untuk anak-anak di sana mendapatkan ilmu yang pasti dan tidak tertinggal dari masyarakat lainnya.
Menurutnya, warga Baduy sendiri dilarang untuk sekolah formal, akan tetapi untuk belajar membaca dan menulis hal tersebut tidak dilarang.
"Ada kekhawatiran adat, takut jika anak-anaknya punua ijazah, nanti mereka keluar Baduy, pergi merantau ke kota, atau tinggal di luar wilayah," jelasmya.
Ia pun menerangkan, untuk komunitas membaca dan menulis sendiri dilakukan secara pribadi dan tidak menerima bantuan dari luar ataupun pemerintahan.
Hal tersebut, ditakutkan akan berdampak kepada kepentingan dari beberapa pihak yang dikhawatirkan dapat membawa kesan tidak baik.
"Kalau terima bantuan dari pemerintah saya khawatir nanti harus ada struktur organisasi, ada kunjungan resmi, dampaknya malah membahayakan komunitas saya," tegasnya.
Kini, berkat dirinya sudah banyak ratusan anak-anak di Baduy yang telah dapat membaca dan menulis. Ia pun mengatakan sangat bangga dan terharu dengan pencapaian yang telah ia torehkan selama ini.
Mulyono sendiri saat ini sedang menyelesaikan pendidikan nya dengan metode daring atau online. Hal tersebut dapat membantu dirinya untuk tetap memberikan pendidikan yang gratis dan ilmiah kepada anak-anak disana.
"Pendidikan di daerah, sangat penting apalagi Baduy yang menjadi sorotan, dengan kehidupan masyarakatnya yang masih tradisional, dan yang paling penting mereka anak-anak Baduy harus bisa, memilah hal-hal negatif di jaman modern seperti sekarang," katanya.