Viral Curhat Pegawai KPI Alami Pelecehan dan Bully oleh Rekan Kerja, Netizen Serbu Akun IG KPI Pusat
Dalam surat itu, pria berinisial MS itu mengaku menjadi korban pelecehan seksual, bullying serta penganiayaan selama bertahun-tahun oleh rekan kerja
Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
TRIBUNBANTEN.COM - Baru-baru ini viral melalui pesan berantai curhat seorang pria yang mengaku pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat yang diduga menjadi korban pelecehan dan bullying oleh rekan kerjanya.
Curhatan itu ia sampaikan dalam bentuk surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden RI, Jokowi.
Surat terbuka itu diberi judul : Tolong Pak Jokowi, Saya Tak Kuat Dirundung dan Dilecehkan di KPI, Saya Trauma.
Dalam surat itu, pria berinisial MS itu mengaku menjadi korban pelecehan seksual, bullying serta penganiayaan selama bertahun-tahun oleh rekan kerjanya di KPI Pusat.
Dia menyebut, pelecehan seksual itu dilakukan oleh sejumlah karyawan senior mulai 2012.
“Sepanjang 2012-2014, selama 2 tahun saya dibully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan kerja senior. Mereka bersama sama mengintimidasi yang membuat saya tak berdaya. Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja. Tapi mereka secara bersama sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh.
Baca juga: Merasa Stres & Mendapat Intimidasi, Shandy Aulia Bakal Dipolisikan Pihak yang Diduga Bully Anaknya
MS mengaku bekerja di KPI Pusat sejak 2011. Dia mengaku sudah tak terhitung berapa kali perundungan itu dilakukan terhadapnya tanpa bisa dia lawan.
Bahkan yang terparah, di tahun 2015 ia mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh rekan-rekannya yang juga laki-laki.
"Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat? Sindikat macam apa pelakunya? Bahkan mereka mendokumentasikan kelamin saya dan membuat saya tak berdaya melawan mereka setelah tragedi itu. Semoga foto telanjang saya tidak disebar dan diperjualbelikan di situs online,” tulisnya.
Semua bullying dan pelecehan itu membuat MS mengalami trauma dan stres berat.
Namun dia memilih tetap bertahan di KPI karena harus mencari nafkah.
“Kadang di tengah malam, saya teriak teriak sendiri seperti orang gila. Penelanjangan dan pelecehan itu begitu membekas, saya tak sama lagi usai kejadian itu, rasanya saya tidak ada harganya lagi sebagai manusia, sebagai pria, sebagai suami, sebagai kepala rumah tangga. Mereka berhasil meruntuhkan kepercayaan diri saya sebagai manusia,” tuturnya.

MS menambahkan, pada 2016, karena stres berkepanjangan, dia jadi mudah jatuh sakit. Penyebabnya adalah kondisi mental yang tak stabil.
“8 Juli 2017, saya ke Rumah Sakit PELNI untuk Endoskopi. Hasilnya: saya mengalami Hipersekresi Cairan Lambung akibat trauma dan stres,” kenangnya.
Tahun itu juga, MS mengaku pernah mengadu ke Komnas HAM Melalui email.