Fakta-fakta Pembunuhan di Kramatwatu Diungkap Polisi, Tersangka Mengaku Punya Hubungan Spesial
Aparat Polres Serang membutuhkan waktu 18 hari untuk melakukan pelacakan terhadap pelaku.
Penulis: mildaniati | Editor: Agung Yulianto Wibowo
Dia mengambil ponsel dan barang lainnya.
Namun, tiba-tiba korban terbangun dan berteriak maling.

"Tersangka panik dan mencekik korban," ucap Maruli.
Teman Tapi Mesra
BM mengaku sempat dekat dengan korban sebagai teman tapi mesra (TTM).
Dia menjalin hubungan dengan korban mulai 2016.
Saat itu, keduanya tinggal dan bekerja di tempat yang sama.
Namun, sejak BM tidak bekerja, dia sering meminjam uang kepada korban.
"Saya sendiri untuk ambil barang, tidak ada niat untuk membunuh," ujarnya saat konferensi pers di Mapolres Serang Kota, Senin (6/9/2021).
BM menjelaskan terpaksa membunuh karena SM terbangun dan memergokinya sehingga berteriak maling.
"Waktu itu saya pas lagi memegang ponsel dan sepeda motor," ucapnya.
Baca juga: Sosok AKBP Sumarni, Kapolres Subang yang Pimpin Pengungkapan Dugaan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak
Dia menceritakan bahwa BM membunuh SM dengan cara mencekik dan membuatnya seolah gantung diri.
Setelah meninggal dan mengambil barang milik korban, BM kemudian lari membawa motor, jaket korban dan beberapa barang lainnya.
"Saya lari ke kampung PCI dan ke beberapa tempat. Saya bersembunyi di Kampung Sempu Seroja, saya mengakui melakukannya sendiri, niatnya mau mencuri barang," katanya.
Korban ditemukan meninggal dunia di kontrakannya di Desa Harjatani, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Rabu (18/8/2021) malam.
SM meninggal dalam keadaan tertutup bantal dengan beberapa luka bekas cekikan di leher.