Lapas Kelas I Tangerang Terbakar
Video Call Terakhir Napi Lapas Tangerang dengan Keluarga Sebelum Tewas, Mimpi Ayahnya Jadi Pertanda
Sebelum tewas, Rezkil sempat video call dengan keluarganya lima jam sebelum kejadian kebakaran pada malam itu, Rabu (8/9/2021).
Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
Hingga Jumat (10/9/2012), sebanyak tiga orang WBP sudah meninggal dunia setelah mendapat penanganan medis selama 24 jam.
Yaitu, atas nama Hadiyanto asal Jakarta Utara, Adam Maulana asal Sukabumi dan Timothy asal Kabupaten Tangerang.
Kini, Iwan Setiawan bersama enam WBP lainnya masih berjuang hidup di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang.
Iwan Setiawan menderita luka bakar seluas 98 persen.
Baca juga: Diduga Ada Unsur Pidana, Ini Fakta Baru Kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang
Baca juga: Cerita Ibu Asal Serang Masih tak Menyangka Anaknya Jadi Korban Terbakarnya Lapas Kelas 1 Tangerang
Sejak insiden kebakaran maut itu terjadi, Iwan langsung dilarikan ke RSUD Kabupaten Tangerang dan mampu bertahan hidup hingga sekarang.
Di ruang ICU, Iwan dipasangkan ventilator untuk membantunya bernapas.
Selain itu, Liliek juga menjelaskan, upaya awal yang dilakukan tim dokter untuk menyelamatkan Iwan dan narapidana korban kebakaran luka berat lainnya adalah dengan memberikan cairan infus untuk penanganan dehidrasi.
Setelah itu pasien diberikan obat penopang kinerja jantung.
Jika kondisi stabil dan dinilai memungkinkan, tindakan lainnya adalah operasi.
Iwan dijadwalkan akan menjalani operasi pada Senin (13/9/2021), karena saat ini kondisinya belum stabil.
"Rencana hari Senin akan dioperasi," kata Koordinator Humas RSUD Kabupaten Tangerang, Liliek Kholidah, melalui apliaksi pesan singkat, Jumat (10/9/2021).
Liliek menjelaskan tentang operasi debridement yang akan dilakukan kepada Iwan.
"Debridement, prosedur pengangkatan jaringan kulit mati (nekrotik) yang terinfeksi untuk membantu penyembuhan luka," jelas Liliek.
Di sisi lain, Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi (HPI) RSUD Kabupaten Tangerang, Hilwani, menjelaskan, parahnya kondisi narapidana yang dirawat lantaran mereka lama terpanggang api.
Pengakuan salah satu korban, selama satu jam mereka dilalap sijago merah.