Kisah Guru Honorer Tangerang: Mengabdi 14 Tahun Hanya Digaji Rp 300 Ribu, Tidur di Sekolah
Agus (33), guru honorer di wilayah Tangerang, menceritakan pengalaman sebagai pendidik.
TRIBUNBANTEN.COM - Agus (33), guru honorer di wilayah Tangerang, menceritakan pengalaman sebagai pendidik.
Selama 14 tahun, Agus mengajar Baca Tulis Quran (BTQ).
Dia mendapatkan gaji sebesar Rp 300 ribu per bulan.
Upah hanya sebesar Rp 300 ribu itu tidak cukup untuk menghidupi kehidupan sehari-hari.
Sehingga, dia mencari nafkah sebagai Cosplayer. Dia memakai kostum robot.
"Saya awal jadi guru sejak tahun 2007. Rumah orang tua di Cadas Kabupaten Tangerang. Sedangkan saya mengajar pertama kali di SDN Sukasari 4 Kota Tangerang. Jarak dari rumah ke sekolah memang sangat jauh," ujar Agus ketika dijumpai TribunTangerang.com (Group TribunBanten.com) di SDN 4 Tanah Tinggi tempatnya mengajar saat ini pada Kamis (30/9/2021).
Baca juga: PPKM Level 3 Kota Tangerang: Gerai Makanan di Bioskop dan Pusat Kebugaran Boleh Buka
Baca juga: Gubernur Banten Tutup Sementara Sekolah di Kota Tangerang karena Siswa Positif Covid-19
Untuk ongkos pun tak cukup bolak-balik rumah ke sekolah.
"Makanya saya menginap di sekolah. Saya menginap di sekolah itu lebih dari dua tahun," ucapnya.
Agus terpaksa tidur di ruang guru. Baginya hal itu kenangan yang sangat sulit dilupakannya.
"Sedih banget lah pertama kali jadi guru. Serba kekurangan dan harus banyak sabar. Pahit banget waktu awal-awal itu," kata Agus tampak sendu.
Berjalan selama 2 tahun, Agus pun mulai beradaptasi dengan dunia pendidikan.
Untuk mengakali kekurangannya itu, dirinya pun mengajar mengaji di yayasan madrasah dekat sekolah tempat dia mengajar.
"Tiap bulannya saya dapat upah dari mengajar mengaji itu. Buat bantu sehari-hari juga untuk makan dan lain-lain," ungkapnya.
Di usia produktifnya, Agus pun memutuskan menikah dengan kekasihnya. Awalnya sempat minder dengan gaji yang dimiliki, akhirnya Agus memberanikan diri meminang pacarnya itu.
"Istri saya waktu itu kerja di rumah sakit, gajinya beberapa kali lipat dari gaji saya. Dan saya memutuskan menikah waktu itu," tutur Agus.