Breaking News! Wabah Demam Berdarah Meledak di Kabupaten Lebak, 4 Orang Tewas
Di tengah lonjakan angka positif Covid-19, terjadi peningkatan kasus demam berdarah di Kabupaten Lebak, Banten.
Penulis: Nurandi | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK- Di tengah lonjakan angka positif Covid-19, terjadi peningkatan kasus demam berdarah di Kabupaten Lebak, Banten.
Setidaknya sudah ada 13 kecamatan yang menjadi wilayah penyebaran penyakit yang disebabkan karena nyamuk tersebut.
Yaitu, Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Kalanganyar, Cibeber, Cimarga, Curugbitung, Warunggunung, Maja, Sajira, Cileles, Cipanas, Cikulur dan Sobang.
Hingga saat ini, setidaknya tercatat ada 92 kasus DBD. Empat di antaranya meninggal dunia.
Baca juga: Demam Berdarah Masih Jadi Ancaman, Petugas Jumantik di Tangsel Door to Door
Berdasarkan catatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak setidaknya peningkatan kasus DBD dimulai dari awal Januari-Februari Tahun 2022.
Empat orang yang meninggal tersebut, semuanya berasal dari Kecamatan Rangkasbitung.
Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinke Lebak, dr. Firman Rahmatullah mengatakan, masyarakat harus waspada terkait penularan DBD ini dan menjaga kebersihan.
"Gimana kita liat jangan ada penampungan kaleng bekas, ban bekas itu semua harus di singkirkan. Karena itu akan menjadi tempat yang nyaman, untuk prindukan nyamuk," katannya saat ditemui di kantornya, Senin (7/2/2022).
Kebersihan lingkungan menjadi hal utama dalam mencegah DBD. Karena nyamuk akan sulit berkembang jika lingkungan nya bersih.
Firman menjelaskan saat ini masyarakat harus aktif untuk saling peduli dan kompak dalam menjaga lingkungan bersih.
"Nah ini yang harus kita tingkatkan kembali. Penyakit DBD ini adalah, penyakit akibat lingkungan. Ketika lingkungan kita bersih, tidak ada penampungan jentik dan tidak tempat perindukan nyamuk. Insya Allah semuanya aman," tegas Firman.
Baca juga: Ada 124 Kasus Demam Berdarah di Tangsel Selama 3 Bulan Terakhir, Stok Trombosit Dikabarkan Menipis
Dirinya juga menambahkan bahwa dalam penangan DBD seringkali masyarakat juga, memiliki anggapan yang salah.
"Untuk penanganannya tergantung kasusnya dan diagnosanya. Tapi yang jelas untuk penanganan DBD, ketika ada kasus bukan dengan Fogging tetapi harusnya 3M Plus," kata Firman.
Saat ini dari total 92 kasus DBD di Lebak, yang terserang DBD kebanyakan dari anak-anak.
Dinkes Lebak terus berupaya menangani DBD, mulai dari level Puskesmas dan Rumah sakit.
Serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang penerapan 3M Plus.