Kabur dari Ponpes di Banten, Kakak Beradik Akui Rindu Orang Tua, Nekat Pulang dengan Modal Rp 6 Ribu
Kakak beradik kabur dari pesantren di Banten, nekat hanya bawa uang Rp 6 ribu untuk modal pulang ke Lampung
"Pada 28 Mei 2022 datang ke polsek KSKP Bakauheni Pak Andi, dari KMP Nusantara. Dia membawa dua orang anak laki-laki, bernama Reyhan (10) dan juga Imam (7). Setelah ditanya-tanya memang kedua anak ini si Imam dan si Reyhan posisinya di atas kapal itu juga sedang kebingungan," katanya
"Saat ditanya-tanya oleh pihak kapal, mereka mengaku kabur dari Pondok Pesantren di daerah Rangkas Bitung," ujarnya
Souka mengatakan dari pihak kapal kemudian membawa kedua anak ke KSKP Bakauheni.
"Upaya yang kita lakukan mula-mulanya kita tanyakan terlebih dahulu. Atas nama siapa. Kampung halamannya dimana. Terus tanya alasannya kenapa pulang ke Lampung," katanya
"Kalau alasan dari kedua bocah itu mereka kangen dengan orangtuanya. Karena selama ini mereka tinggal di ponpes di daerah Rangkas. Sudah dua tahun mereka tidak pulang. Lantas mereka ingin pulang untuk ketemu orangtuanya," jelasnya.
Souka menambahkan lalu pihaknya berusaha mencari tahu alamat tempat tinggal dari dua bocah yang kabur tersebut.
"Upaya kita untuk memulangkan bocah tersebut. yang pertama kita hubungi dulu pihak pondok apakah benar bocah tersebut berasal dari situ," katanya
"Setelah itu kita tanyakan kepada bocah tersebut dimana alamat mereka tinggal. Salah seorang berkata rumahnya itu di dekat Pasar Way Kandis. Lalu kita coba kontak bhabinkamtibmas di sini untuk mencari alamat rumah bocah tersebut. Dan benar kedua anak tersebut benar tinggal di daerah sini. Kemudian hari ini kita antarkan mereka ke sini," jelasnya.
Kisah Dua Bocah Nekat Tempuh Perjalanan Banten-Lampung, Pegang Uang Cuma Rp 6 Ribu
Rindu orang tua, dua bocah usia tujuh dan 10 tahun nekat menempuh perjalanan dari Banten ke Lampung.
Keduanya Reyhan (10) dan Imam (7) di Banten, kurang lebih setahun tidak bertemu orang tuanya di Lampung.
Selama kurun waktu itu, Reyhan dan Imam berada di Pondok Pesantren El Rabani Rangkas Bitung, Serang, Banten.
Orang tuanya tinggal di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Mereka tidak kuasa menahan rindu, sehingga kabur dari Pondok Pesantren.
Dua bocah ini melakukan perjalanan menggunakan kereta api, kemudian naik kapal penyeberangan Merak Bakauheni.