Asal Mula Odong-odong, Wahana Permainan Anak yang Sempat Dilarang Beroperasi dan Dianggap Berbahaya
Mengenal asal mula odong-odong, salah satu wahana permainan yang menjadi favorit anak-anak.
TRIBUNBANTEN.COM - Mengenal asal mula odong-odong, salah satu wahana permainan yang menjadi favorit anak-anak.
Baru-baru ini, peristiwa mengejutkan terjadi saat odong-odong yang sedang beroperasi tertabrak di perlintasan kereta api di Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, pada Selasa (26/7/2022).
Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 9 orang meninggal dunia.
Kini, peristiwa kecelakaan kereta api yang menabrak odong-odong itu masih dalam penanganan pihak berwajib.

Seperti diketahui, odong-odong memang menjadi wahana permainan berbentuk kendaraan yang disukai oleh kalangan anak-anak.
Melansir dari berbagai sumber, odong-odong mulanya berasal dari ritual kesenian Sunda dari Subang, yakni kesenian Sisingaan.
Nama Odong-odong sendiri merupakan penamaan lain dari Sisingaan. Hal ini diungkap oleh Suwardi Alamsyah P dalam tulisan berjudul 'Sisingaan: Kesenian Tradisional Kabupaten Subang' yang diterbitkan di situs Kemendikbud.
Baca juga: Cerita Warga Soal Kereta Api Tabrak Odong-odong di Serang, Mohon Perlintasan Ini Dikasih Pintu
Tradisi Odong-odong ini dilangsungkan dengan cara mengarak sesuatu benda yang dibentuk menyerupai binatang tertentu dan diiringi dengan bunyi 'surak' (tepuk tangan berirama).
Peniruan bentuk binatang ini adalah ekspresi dari kepercayaan totemisme (kepercayaan dan pemuliaan terhadap hewan tertentu). Odong-odong ini biasa dipertunjukan pada konteks ritual, seperti ritual pertanian, dan upacara Ngaruwat Bumi.
Namun, odong-odong versi permainan tentu tak ada kaitannya dengan sebuah ritual kebudayaan.
Melainkan, istilahnya saja yang memiliki kemiripan.
Seiring berjalannya waktu, bentuk odong-odong pun mulai bertransformasi menjadi wahana permainan.

Berbagai bentuk odong-odong dijadikan wahna untuk bermain anak-anak.
Ada yang menggunakn mobil, menggunakan traktor sawah sebagai tenaga penggeraknya, dan berbagai bentuk jenis kendaraan lainnya.
Odong-dong odong adalah nama lain dari Sisingan, budaya tersebut merupakan simbol dari perlawanan masyarakat Sunda pada saat penjajahan.
Baca juga: Buntut Insiden Odong-odong Lawan Kereta, Warga Minta Dibuatkan Palang Pintu Perlintasan Kereta Api
Melansir dari petabudaya.belajar.kemendikbud.co.id, pada 1982, pemerintahan Belanda berkuasa di Kabupaten Subang yang saat itu dikenal sebagai daerah Double Bestuur dan dijadikan kawasan perkebunan dengan nama P&T Lands (Pamanoekan en Tjiasemladen).