Sosok Ini Dinilai Tepat Gantikan Anies Jadi Pj Gubernur DKI Jakarta, Pengamat: Kapasitasnya Memadai
Masa jabatan Anies Baswedan segera berakhir, Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS membeberkan sejumlah kriteria yang perlu dimiliki oleh Pj
TRIBUNBANTEN.COM - Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada Oktober 2022 mendatang.
Lantas, sosok Pj Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan memang menjadi perbincangan hangat saat ini.
Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS pun membeberkan sejumlah kriteria yang perlu dimiliki pengganti Anies Baswedan.
Menurut Fernado, sosok tersebut harus memiliki kapasitas yang memadai karena tantangan yang dihadapi begitu kompleks.
Terlebih, DKI Jakarta merupakan barometer perpolitikan nasional, sehingga stabilitas politik perlu dijaga.
TONTON JUGA
Baca juga: Tak Sampai Satu Bulan, DPRD DKI Gelar Rapat Paripurna Pemberhentian Anies pada 13 September
Selain itu, DKI Jakarta memiliki penduduk yang multikultur, sehingga kehidupan sosial masyarakatnya penuh dinamika.
Karena itu, sosok Pj Gubernur DKI Jakarta haruslah seseorang yang mampu menjaga stabilitas politik maupun sosial, sehingga roda pemerintahan dan pelayanan tetap berjalan baik.
"Kenapa menarik dibahas? Karena kompleksitas permasalahan di DKI tinggi, sebagai barometer politik, sosial, masyarakat yang multikultur dan dinamika persoalan lainnya," kata Fernando dalam keterangan persnya, Kamis (1/9/2022).
"Kondisi ini harus hati-hati dalam menempatkan seorang Pj Gubernur yang tepat dan memiliki pengalaman matang dalam mengelola birokrasi yang paham akan permasalahan tersebut, dan tentunya yang paling penting adalah orang yang netral,” ujarnya.
Fernando menyebutkan salah satu nama yang dinilai layak mengemban amanah sebagai Pj Gubernur DKI.
Sosok tersebut adalah Bahtiar yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri.
Baca juga: Warga Jakarta Dukung Anies Baswedan Cabut Pergub Penggusuran Warisan Ahok
Dengan jabatan tersebut, kata Fernando, Bahtiar dinilai mampu mengendalikan stabilitas politik dan sosial di DKI Jakarta.
Hal itu termasuk dalam membangun komunikasi, baik dengan jajaran internal DKI Jakarta maupun pemerintah pusat.
Selain itu, sebagai seorang ASN, Bahtiar dinilai memegang teguh sikap netral, sehingga sosoknya dapat diterima semua pihak.
